Dalam operasi terbaru ini, dugaan mengarah pada penggunaan rudal R-73—yang dikenal dalam NATO sebagai AA-11 Archer—sebagai senjata pemusnah Su-30.
Rudal udara-ke-udara generasi Soviet ini dikenal karena kelincahannya, sistem pelacak inframerah, dan kemampuannya mengunci target berdasarkan panas mesin.
Baca Juga:
Malam-malam Tak Lagi Tenang, Drone Iblis dari Rusia Siap Hantam Jantung Ukraina
R-73 memiliki berat sekitar 230 pon, jangkauan operasional hingga 18 mil, dan kemampuan menyerang target dari sudut 60 derajat dari garis pandang.
Hulu ledaknya yang membawa 16 pon bahan peledak tinggi mampu merontokkan pesawat hanya dengan satu tembakan tepat sasaran.
Laporan media Ukraina menyebutkan bahwa para teknisi di Kyiv berhasil memodifikasi rudal tersebut agar dapat diluncurkan dari Magura V5, meskipun semula dirancang untuk jet tempur MiG-29 atau Su-27.
Baca Juga:
J-10C dan Su-35, Duet Maut Baru yang Siap Perkuat Langit Indonesia
Modifikasi kemungkinan melibatkan desain ulang peluncur dan integrasi sistem penargetan baru yang kompatibel dengan perangkat elektronik di drone.
Keberhasilan ini bukan sekadar kemenangan taktis, tetapi juga simbol kecerdikan dan daya adaptasi Ukraina dalam menghadapi kekuatan militer Rusia yang superior di udara.
Dengan menyatukan teknologi lama dan baru, Ukraina menunjukkan bahwa peperangan modern bukan hanya tentang jumlah dan kekuatan, tetapi juga tentang inovasi dan kecermatan strategi.