WahanaNews.co | Ukraina mengklaim Rusia telah kehilangan 18.900 pasukannya sejak 24 Februari lalu. Jumlah itu dinilai Moskow dilebih-lebihkan tanpa pernah mempublikasikan angka aslinya.
Ukraina pun mengklaim Rusia sedang memutar otak mencari cara menambah jumlah pasukan setelah ribuan personelnya dilaporkan gugur sejak menginvasi berlangsung.
Baca Juga:
Ngeri! Infrastruktur Ukraina yang Rusak Akibat Perang Capai 2 Kuadriliun
Menurut staf jenderal Angkatan Bersenjata Ukraina, kantor pendaftaran militer Rusia telah memperbesar usaha dua kali lipat untuk menambah jumlah tentara, salah satunya dengan menugaskan lagi mantan tentara.
"[Militer Rusia] tengah berupaya keras menambah kekuatan unitnya dengan sumber daya manusia tambahan," tulis militer Ukraina di Facebook pada Kamis (7/4).
Ukraina mengatakan militer Rusia sekarang mewajibkan mereka yang telah berhenti dari dinas militer sejak 2012 bergabung kembali untuk membantu "operasi militer" Moskow.
Baca Juga:
Penasihat Zelensky Mundur Gara-gara Urusan Rudal Rusia
Beberapa eks tentara yang diwajibkan ikut serta dinas lagi yakni mantan pengemudi kendaraan militer, mekanik, spesialis pengintai, hingga komandan muda.
Selain itu, Ukraina juga meyakini Rusia berencana mendaftarkan orang-orang pemegang paspor Rusia di wilayah Transnistria Moldova yang menjadi rumah bagi gerakan separatis.
Rusia memang memiliki pangkalan militer kecil di Transnistria sejak awal 1990-an, meski wilayah tersebut tidak berbatasan langsung dengan negeri beruang merah.
Namun, sejauh ini masih belum jelas bagaimana mereka bisa merekrut militer Rusia dalam jumlah yang signifikan.
Sebelumnya, banyak laporan beredar bahwa pasukan Rusia di Ukraina sudah kekurangan logistik, amunisi, hingga kehilangan arah komando.
Intelijen Barat bahkan mengklaim banyak tentara Rusia di Ukraina yang ogah-ogahan melaksanakan perintah dari pusat, memberontak, hingga menembak pesawat kubu sendiri.
Meski begitu, Rusia keukeuh masih akan meneruskan agresi. Akhir Maret lalu, Moskow menyatakan fase pertama perang di Ukraina selesai dan kini akan berfokus menggempur wilayah timur negara itu, seperti Donbas.
Sejumlah pejabat Barat menilai Rusia tengah menyusun strategi untuk serangan baru yang lebih besar, termasuk menambah pasukan.
Awal April lalu, Inggris melaporkan Rusia kembali mengerahkan pasukan dari Georgia ke Ukraina untuk terus melanjutkan agresi.
Sekitar 1.200 hingga 2.000 pasukan Rusia tengah dikerahkan kembali ke kelompok Batalion Taktis 3X.
Menurut pejabat Barat, Moskow berencana merebut sebanyak mungkin wilayah di bagian timur Ukraina termasuk Donbas. [bay]