“Hari ini adalah kesempatan untuk mengakhiri berbulan-bulan spekulasi dan membiarkan pemerintah menetapkan batasan lalu beranjak, mengurus prioritas-prioritas rakyat,” lanjutnya.
Sejumlah pengamat politik menduga Johnson akan memenangkan mosi dengan dukungan lebih dari 180 anggota parlemen Konservatif. Namun, dukungan atas kepemimpinannya juga diperkirakan akan melemah.
Baca Juga:
Boris Johnson Batal Ikut Pemilihan PM Inggris
Perdana Menteri Inggris Raya terakhir yang memenangkan voting mosi adalah Theresa May pada 2018 silam. Meskipun demikian, dukungan terhadap May setelah mosi melemah hingga ia terpaksa mengundurkan diri dalam kurun beberapa bulan.
Johnson sendiri mengakui pesta-pesta yang diikutinya selama karantina setelah investigator Sue Gray merilis laporan pada akhir Mei lalu.
Gray menyebut “para pemimpin senior” harus bertanggung jawab atas “kegagalan memimpin dan pengambilan keputusan.”
Baca Juga:
Boris Johnson Pertimbangkan Maju untuk Masa Jabatan Kedua PM Inggris
Boris Johnson juga didenda 50 paun atau sekitar Rp 900 ribu karena mendatangi sebuah pesta, membuatnya menjadi perdana menteri pertama yang dihukum karena melanggar aturan ketika menjabat.
Johnson pun mengaku akan mengambil “tanggung jawab” penuh atas skandal “Partygate”. Namun, ia bersikeras menolak mundur.
Sang perdana menteri meminta rakyat Inggris Raya beranjak dari skandal ini dan berfokus pada pemulihan ekonomi dan membantu Ukraina menghadapi invasi Rusia.