Media Israel juga melaporkan bahwa selama interogasi, tentara tersebut yang telah ditangkap mengklaim empat penjaga perempuan lainnya juga memiliki hubungan intim dengan pria yang sama.
Tahanan Palestina itu dipindahkan dari selnya ke sel terpisah sebelum diinterogasi, kata Layanan Penjara Israel (IPS).
Baca Juga:
Heboh Foto dan Video Mesra Bupati Nias Barat dengan Kadis Pariwisata, Nitizen: Semakin Menyala
IPS juga melaporkan narapidana itu diduga memiliki ponsel di dalam sel yang digunakan untuk menghubungi beberapa penjaga perempuan dan bertukar foto.
Pada Jumat (29/09), Ketua IPS Katy Perry dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir mengumumkan tentara perempuan tidak akan lagi bertugas di penjara dengan keamanan tinggi yang berisi "teroris" Palestina.
Kata dia, setidaknya 1.000 penjaga baru telah direkrut untuk menggantikan tentara perempuan yang tak lagi bertugas di penjara.
Baca Juga:
7 Tanda Pasangan Sudah Tak Percaya Padamu
Media Israel mengutip Ben-Gvir juga mengatakan bahwa pada pertengahan tahun 2025 "tidak ada satu pun tentara perempuan yang akan bertugas di penjara".
Sebelumnya muncul seruan agar keberadaan tentara perempuan Israel di penjara-penjara Israel dengan keamanan tinggi dihentikan. Namun hal itu tak terlaksana karena kekurangan staf.
Tahun lalu, para menteri Israel memerintahkan penyelidikan setelah adanya skandal di salah satu penjara yang menyatakan bahwa narapidana asal Palestina telah menyerang dan memperkosa tentara perempuan yang bertugas sebagai sipir penjara.