WahanaNews.co | Tim penyelamat mulai memasuki sebuah tambang di wilayah Xinjiang,
China, Minggu (2/5/2021), untuk mencari 21 pekerja yang
terperangkap sejak 10 April lalu akibat banjir memutus aliran listrik di bawah
tanah dan mengganggu komunikasi.
Kantor berita Xinhua melaporkan kejadian di tambang batu bara Fengyuan di wilayah
Hutubi tiga pekan lalu itu terjadi ketika para pekerja sedang meningkatkan
fasilitas di lokasi tersebut.
Baca Juga:
Hubungan Politik dan Ekonomi Indonesia-China
Sebanyak delapan dari 29 pekerja yang
ada di lokasi berhasil diselamatkan pada hari kejadian.
Namun 21 orang sisanya terperangkap
sejak saat itu.
Menurut kepala tim penyelamat, Nan
Shenghui, kepada Xinhua, pihaknya
harus berlomba memompa 800 ribu meter kubik air usai banjir melanda.
Baca Juga:
CIA Datangi Prabowo di AS, Ada Apa di Balik Pertemuan Misterius dengan Presiden Indonesia?
Xinhua juga melaporkan
para ahli dalam pengeboran dan penyelamatan akan bergabung dalam pencarian
tersebut.
Rumah sakit sementara juga telah
didirikan di lokasi.
Pada 10 April lalu, media CCTV melaporkan tim penyelamat telah
menemukan para penambang, dengan 12 di antara mereka berada dalam platform satu, delapan di platform dua, dan pekerja sisanya di
jalur darurat yang sudah dimasuki air.
"Platform kerja dengan 12 orang berada di kedalaman 1.200 meter dari
permukaan tanah dan medan bawah tanah yang rumit membuat penyelamatan jadi
sulit," kata CCTV, dalam laporannya.
Xinhua menyebut, pada Sabtu (1/5/2021), para penambang telah terperangkap
di tiga lokasi namun tidak memberikan informasi lebih lanjut soal posisi persis
dan kondisi mereka.
Kecelakaan pertambangan kerap terjadi
di China yang memiliki catatan keselamatan yang buruk dan peraturan yang sering
kali dilanggar dan tidak ditegakkan.
Pada Januari lalu, 22 pekerja
terperangkap di tambang batu bara di Provinsi Shandong setelah sebuah ledakan
merusak akses masuk dan membuat pekerja terjebak di bawah tanah selama dua
pekan.
Sebanyak 11 pria ditarik hidup-hidup,
10 orang meninggal dan satu pekerja belum ditemukan.
Pada Desember 2020, sebanyak 23
pekerja meninggal dunia setelah terperangkap di bawah tanah di Chongqing,
sebulan setelah kejadian 16 pekerja meninggal akibat keracunan karbon monoksida
di tambang batu-bara lokal lainnya. [dhn]