WAHANANEWS.CO, Jakarta - Para militan separatis di Pakistan meledakkan jalur kereta api saat membajak Jaffar Express pada Selasa (11/3/2025).
Kereta yang tengah dalam perjalanan dari Quetta, ibu kota Balochistan, menuju Peshawar, Khyber Pakhtunkhwa, itu diserang oleh pelaku bom bunuh diri yang duduk di antara penumpang yang disandera.
Baca Juga:
Tragedi Bom di Pakistan: Diplomat Indonesia dan Sejumlah Negara Lolos dari Maut
Menurut laporan Reuters pada Rabu (12/3/2025), aksi ini menjadi insiden pembajakan kereta api pertama di Pakistan dan menyulitkan upaya penyelamatan.
Pasukan Pakistan telah berhasil mengevakuasi 155 penumpang, sementara operasi keamanan masih berlangsung untuk membebaskan puluhan sandera lainnya.
Tentara Pembebasan Balochistan (BLA), kelompok separatis etnis terbesar di wilayah itu, mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini.
Baca Juga:
29 Orang Meninggal Akibat Cuaca Hujan dan Badai Petir di Pakistan
Mereka mengancam akan mengeksekusi sandera jika tuntutan pembebasan tahanan politik Baloch, aktivis, dan orang-orang yang mereka anggap diculik militer tidak dipenuhi dalam 48 jam.
Saat serangan terjadi, kereta tersebut membawa 425 penumpang, dan hingga kini BLA masih menahan 214 orang.
Sumber keamanan melaporkan bahwa sedikitnya 27 orang tewas dalam serangan ini. Beberapa korban selamat telah dievakuasi ke Quetta di bawah pengawalan ketat pasukan keamanan, di mana keluarga mereka telah menunggu dengan cemas.
Muhammad Ashraf, seorang penumpang yang selamat, menggambarkan situasi mencekam di dalam kereta.
"Orang-orang diserang... banyak yang terluka dan beberapa penumpang meninggal," ujarnya.
BLA, yang memperjuangkan kemerdekaan Balochistan dari Pakistan, telah lama melancarkan serangan terhadap pasukan keamanan dan warga sipil di wilayah itu.
Serangan ini semakin memperparah ketegangan di provinsi kaya mineral yang berbatasan dengan Afghanistan dan Iran.
Akibat insiden tersebut, Layanan Kereta Api Pakistan menghentikan semua perjalanan dari Provinsi Punjab dan Sindh ke Balochistan hingga keamanan di wilayah itu dapat dipastikan.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]