“Ini jelas bukan kecelakaan. Thailand akan terus melakukan aksi militer sampai kami merasa tidak ada lagi bahaya dan ancaman terhadap tanah dan rakyat kami. Saya ingin memperjelasnya. Tindakan kami pagi ini sudah mengatakannya,” tulis Anutin, seperti dikutip The Nation Thailand.
Selain Trump, Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim selaku Ketua ASEAN juga menghubungi Anutin dan Hun Manet untuk mendesak penghentian perang dan penerapan gencatan senjata mulai Sabtu pukul 22.00.
Baca Juga:
NOC Indonesia Dukung Relokasi Venue SEA Games 2025 demi Keselamatan Atlet
Meski demikian, Anutin menolak desakan tersebut dan menyebut Hun Manet seharusnya mengajukan gencatan senjata secara langsung kepada Thailand, bukan melalui pihak ketiga.
“Jika ingin ada gencatan senjata yang tulus, Kamboja harus mengajukan proposal tersebut langsung kepada Thailand, bukan meminta pemimpin negara lain berbicara atas namanya. Jika salah satu pihak ingin mengakhiri perselisihan, proposal tersebut harus diajukan oleh satu pihak kepada pihak lain,” demikian pernyataan Anutin seperti dilaporkan The Nation Thailand.
Perang Thailand dan Kamboja kembali pecah pada Senin (8/12/2025) setelah Thailand mengklaim seorang prajuritnya tewas dalam baku tembak di wilayah perbatasan.
Baca Juga:
PSSI Pastikan 4 Pemain Luar Negeri Bergabung Akhir November untuk Perkuat Timnas U-23
Thailand kemudian mengerahkan jet tempur untuk menyerang instalasi militer Kamboja, yang dibalas dengan tembakan roket BM-21 oleh pihak Kamboja hingga mengenai permukiman sipil.
Meski saat ini kedua negara berada dalam status gencatan senjata, Thailand dan Kamboja terus saling menuding pelanggaran terhadap kesepakatan yang sebelumnya dimediasi oleh Donald Trump.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.