WahanaNews.co | Thailand siap-siap menghimpun utang 150 miliar baht atau US$4,23 miliar atau Rp 62 triliun (kurs Rp14.764 per dolar AS) demi menahan agar harga BBM mereka tidak naik.
Gelontoran utang itu mereka lakukan demi mencegah lonjakan inflasi. Kini, kabinet Thailand sudah menyetujui aturan yang menjamin rencana utang itu.
Baca Juga:
Lokasi Sempat Terdeteksi, 11 Warga Sukabumi Disekap di Wilayah Konflik Myanmar
Namun, mengutip Channel News Asia, Rabu (16/8), aturan tersebut masih perlu diperiksa oleh Dewan Negara, kantor pemerintah Thailand yang memeriksa undang-undang.
Aturan tersebut juga masih perlu tanda tangan parlemen.
Dana kas The Oil Fuel Fund Office Thailand tersisa sekitar 117 miliar baht atau US$3,3 miliar pada Minggu (14/8) kemarin.
Baca Juga:
ASEAN+3 Tandatangani MoU untuk Perangi Kejahatan Siber Lintas Batas
Pasalnya, pemerintah Thailand sudah menggunakan dana di kantor itu untuk mendukung subsidi dan menahan harga minyak supaya inflasi di Thailand yang sempat melonjak ke level tertinggi dalam 14 tahun terakhir pada Juli lalu tersebut bisa dikendalikan.
Subsidi energi berperan penting bagi perekonomian Thailand sejak dimulainya perang Rusia-Ukraina pada Februari lalu.
Pasalnya, sejak harga minyak dunia melonjak akibat konflik tersebut, upaya pemerintah untuk memperlambat kenaikan harga BBM menjadi sorotan.
Pasalnya, lonjakan harga BBM menimbulkan kekhawatiran bagi industri dan rumah tangga. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.