WahanaNews.co | Sebanyak 11 orang tewas dan 20 orang hilang setelah topan melanda Brasil selatan. Dari 20 orang yang hilang tersebut, sebanyak 18 orang diantaranya hilang di Caraa, 2 orang meninggal di Tres Forquilhas.
"Berdasarkan (data) cabang Perlindungan dan Pertahanan Sipil negara bagian, 11 orang tewas terdampak topan tersebut," kata pemerintah negara bagian Rio Grande do Sul, yang berbatasan dengan Argentina dan Uruguay, dalam sebuah pernyataan, dilansir AFP, Minggu (18/6/2023).
Baca Juga:
Bencana Banjir Brasil: 127 Tewas Akibat Hujan Lebat, 141 Hilang
"Delapan belas orang masih hilang di Caraa dan dua di Tres Forquilhas," katanya.
Selain itu, total 2.330 orang mengalami kerusakan rumah dan 602 orang dievakuasi dari daerah berisiko akibat berlalunya topan antara Kamis dan Jumat.
Gubernur Rio Grande do Sul, Eduardo Leite, mengunjungi daerah yang terkena dampak paling parah dengan helikopter bersama dengan pejabat pemerintah dan penyelamat, pada hari Sabtu.
Baca Juga:
Risiko Bencana Akibat Topan Chaba Ancam China
Di Caraa, salah satu kota terparah, Leite mengunjungi pusat komunitas yang digunakan untuk menampung ratusan orang yang rumahnya rusak akibat badai.
"Situasi di Caraa sangat mengkhawatirkan kami. Sangat penting bahwa kami dapat, secara terpadu, dengan cepat memetakan daerah-daerah utama yang terkena dampak dan mengidentifikasi orang-orang yang membutuhkan bantuan," kata gubernur dalam pernyataannya.
Leite mengatakan petugas pemadam kebakaran negara bagian telah menyelamatkan sekitar 2.400 orang dalam dua hari terakhir.
"Tujuan utama kami saat ini adalah melindungi dan menyelamatkan nyawa manusia. Menyelamatkan orang-orang yang terisolasi, menemukan yang hilang dan mendukung keluarga," kata Leite.
Diketahui, Brasil telah dilanda serangkaian bencana cuaca mematikan dalam beberapa tahun terakhir, yang menurut para ahli diperparah oleh perubahan iklim.
Sedikitnya 65 orang tewas pada Februari ketika hujan deras memicu banjir dan tanah longsor di negara bagian tenggara Sao Paulo.[sdy/detik]