WahanaNews.co | Korban tewas bertambah dari 151 orang menjadi 153 orang dalam tragedi pesta Halloween di Itaewon, Seoul, Korea Selatan, Sabtu (29/10) malam waktu setempat.
Pemerintah Korea Selatan mengatakan bahwa hingga pukul 18.00 waktu setempat, sebanyak 153 orang dinyatakan tewas. Sementara sebanyak 133 orang mengalami luka-luka.
Baca Juga:
Faktor yang Sebabkan 156 Orang Tewas dalam Tragedi Halloween di Itaewon
Adapun kebanyakan korban meninggal dunia terdiri dari usia remaja dan orang-orang berusia 20-an.
"Minggu, 153 orang telah dinyatakan tewas sementara 133 terluka dalam kecelakaan yang terjadi di Itaewon," dikutip dari KBS, Minggu (30/10).
Badan pemadam kebakaran mengungkapkan dari jumlah orang yang tewas itu, setidaknya ada 25 warga negara asing. Mereka beberapa di antaranya ada yang berasal dari Iran, Uzbekistan, China, dan Norwegia.
Baca Juga:
Insiden Halloween di Itaewon Telan Korban 154 Orang, Presiden Yoon Umumkan Berkabung Nasional
Sementara itu, pihak berwenang mengatakan bahwa dari jumlah korban yang mengalami luka-luka, sebanyak 37 orang menderita luka serius.
Dilansir dari Reuters, hingga Minggu tengah hari, Kementerian Dalam Negeri mengatakan setidaknya 90 persen dari korban telah diidentifikasi.
Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol mengumumkan masa berkabung nasional usai tragedi pesta Halloween yang menewaskan ratusan orang tersebut.
Yoon turut mengungkapkan belasungkawa kepada para korban. Ia berharap mereka mengalami pemulihan dengan segera.
"Ini benar-benar tragis. Tragedi dan bencana yang seharusnya tidak terjadi terjadi di jantung kota Seoul tadi malam," katanya.
Sebelumnya, daerah Itaewon dipadati para pengunjung yang ingin merayakan pesta Halloween. Massa semakin membludak pada pukul 22.30 malam waktu setempat.
Saat itu, sejumlah orang yang sudah berada di bagian atas jalan ternyata terjatuh, menimpa massa di bawahnya. Di tengah kepanikan, para pengunjung saling injak.
Karena kondisi berjubel, petugas sampai-sampai harus bersusah payah menarik beberapa orang keluar dari kerumunan.
Namun, puluhan orang sudah terkapar di jalanan dan mengalami henti jantung. Beberapa pengunjung dan petugas langsung melakukan pertolongan pertama, melakukan teknik CPR di tengah hiruk pikuk massa. [afs]