Bin Nayef juga dilarang tidur dan dibiarkan begitu saja. Tangan dan kakinya diikat serta ditutup matanya selama beberapa hari.
“Bin Nayef sebenarnya mengalami kematian bertahap dan tujuannya adalah untuk membuat kematiannya terlihat alami,” tulis al-Ahd al-Jadid.
Baca Juga:
Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi di Kualifikasi Piala Dunia 2026 Putaran Ketiga
Dia menambahkan bahwa Bin Nayef berada dalam kondisi kritis dan kemungkinan kematiannya akan segera terjadi jika tidak mendapat bantuan medis.
Bin Nayef, 62, adalah mantan putra mahkota dan menteri dalam negeri Arab Saudi.
Setelah selamat dari empat upaya pembunuhan, dia ditangkap pada Maret 2020 oleh bin Salman ketika pemimpin de facto Saudi yang juga dikenal sebagai MBS itu bergerak mengkonsolidasikan kekuasaan dan menyingkirkan para saingannya.
Baca Juga:
Kanwil Kemenag Kaltara Alokasikan 221.000 Jatah Haji untuk Tahun 2025
Bin Nayef ditahan tanpa tuduhan. Sumber yang mengetahui masalah tersebut mengatakan kepada NBC News pada akhir Juni 2020 bahwa ada bukti bahwa bin Nayef ditahan baru-baru ini di kompleks pemerintah di sebelah Istana al-Yamamah di Riyadh, kantor resmi pengadilan kerajaan Saudi, hanya beberapa ratus meter dari tempat MBS menjamu para pejabat asing.
Dua orang yang mengetahui situasinya, yang meminta anonimitas untuk menghindari dampak bagi bin Nayef, mengatakan dia telah kehilangan lebih dari 50 pon dan tidak bisa lagi berjalan tanpa bantuan.
“Dia menderita luka serius di kakinya akibat pemukulan,” ungkap dua sumber itu, seraya menambahkan obat pereda nyeri untuk luka sebelumnya tak diberikan pada sang mantan putra mahkota.