"Namun, keanggotaan dalam organisasi semacam itu telah menciptakan kesalahpahaman tentang kebijakan internal BlackRock dan memicu penyelidikan hukum dari berbagai pejabat publik," jelas BlackRock dalam suratnya kepada klien, seperti dilansir Reuters.
Hal inilah yang mendorong keputusan untuk keluar dari inisiatif tersebut. BlackRock menegaskan bahwa keputusan ini tidak akan memengaruhi pendekatan mereka dalam mengembangkan produk, menawarkan solusi untuk klien, maupun dalam mengelola portofolio.
Baca Juga:
Demi Keamanan dan Ekonomi AS, Trump Siap Rebut Terusan Panama dan Greenland Pakai Militer
Tim manajer portofolio aktif perusahaan akan tetap melakukan penilaian terhadap risiko material yang berkaitan dengan perubahan iklim. Sebagai bagian dari komitmennya, anggota NZAMI mendukung tujuan pengurangan emisi gas rumah kaca hingga nol bersih pada tahun 2050, termasuk dengan memanfaatkan hak suara mereka dalam rapat pemegang saham.
Hingga saat ini, NZAMI mencatat lebih dari 325 anggota yang secara kolektif mengelola aset senilai lebih dari US$57,5 triliun, menurut informasi dari situs web resmi organisasi tersebut.
Pada Desember, Komite Kehakiman DPR AS yang dipimpin oleh Partai Republik meminta penjelasan dari BlackRock dan puluhan manajer aset lainnya yang terlibat dalam NZAMI.
Baca Juga:
1 Orang Tewas, Tesla Cybertruck Meledak di Luar Hotel Trump Las Vegas
Sebulan sebelumnya, pada November 2024, BlackRock bersama perusahaan lainnya menjadi target gugatan hukum yang diajukan oleh Texas dan 10 negara bagian lain yang dipimpin oleh Partai Republik.
Gugatan tersebut menuduh bahwa aktivisme perusahaan-perusahaan ini telah mengurangi produksi batu bara dan menaikkan harga energi.
[Redaktur: Sobar Bahtiar]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.