WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketegangan di kawasan Timur Tengah terus membara setelah aksi saling serang antara Israel dan Iran.
Di tengah konflik yang makin meluas ini, Presiden Amerika Serikat Donald Trump muncul dengan pernyataan keras, sekaligus mencoba menjaga jarak dari aksi militer sekutunya, Israel.
Baca Juga:
Trump Larang Masuk Warga 12 Negara, Status Indonesia Aman Tapi Waspada
Ancamannya kepada Iran menambah panas situasi, sementara harapan penyelesaian damai masih terdengar samar.
Presiden AS Donald Trump kembali menegaskan bahwa negaranya tidak terlibat dalam serangan yang dilakukan Israel terhadap Iran pada Jumat (13/6/2025).
Dalam pernyataan yang disampaikan pada Minggu (15/6/2025), Trump memberikan peringatan keras kepada Teheran jika berani menyerang kepentingan AS.
Baca Juga:
Elon Musk Serukan Pemakzulan Trump! Drama Politik AS Makin Panas
“Jika kita diserang dengan cara apa pun, bentuk atau wujud apa pun oleh Iran, kekuatan penuh dan kekuatan Angkatan Bersenjata AS akan menyerang Anda pada tingkat yang belum pernah terlihat sebelumnya,” tegas Trump.
Pernyataan ini memicu kekhawatiran tentang kemungkinan meluasnya perang, terutama atas keselamatan aset militer dan diplomatik Amerika Serikat yang tersebar di seluruh Timur Tengah.
Namun demikian, Trump juga buru-buru menegaskan bahwa negaranya tidak punya andil dalam serangan Israel tersebut.
“AS tidak ada hubungannya dengan serangan terhadap Iran, malam ini,” katanya, mencoba menetralisir kemarahan Teheran.
Meski ancaman militer disampaikan dengan nada keras, Trump tetap menyisakan celah bagi penyelesaian damai. Ia menyatakan bahwa konflik yang sedang berlangsung bisa saja diselesaikan secara diplomatik.
“Kita dapat dengan mudah mencapai kesepakatan antara Iran dan Israel, dan mengakhiri konflik berdarah ini!!!” ujarnya.
Pernyataan Trump itu muncul di tengah meningkatnya eskalasi pasca-serangan Israel terhadap fasilitas nuklir dan rudal milik Iran.
Serangan tersebut menewaskan sejumlah komandan militer dan ilmuwan penting Teheran.
Sebagai respons, Iran membalas dengan meluncurkan rudal balistik ke wilayah Israel. Serangan itu mengakibatkan jatuhnya korban jiwa serta kerusakan infrastruktur.
Di sisi lain, dampak konflik ini juga mempengaruhi diplomasi yang sedang berlangsung. Menteri luar negeri Oman mengonfirmasi bahwa putaran keenam perundingan nuklir antara Iran dan AS yang semula dijadwalkan berlangsung di Muscat pada hari Minggu (15/6/2025), resmi dibatalkan.
Situasi ini menunjukkan bahwa ruang diplomasi kian menyempit, sementara tekanan militer justru menguat.
Dunia kini menanti, apakah ancaman Trump akan menjadi kenyataan atau akan digantikan oleh langkah-langkah damai yang masih menyisakan harapan.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]