ass="MsoNormal">WahanaNews.co | Hingga
hari ini, penghitungan suara Pemilu AS memang belum tuntas 100 persen. Data
Edison Research memperlihatkan, dari 75 persen suara yang masuk di Alaska,
Donald Trump unggul jauh sebesar 56,9 persen, sedangkan Joe Biden hanya meraih
39,1 persen.
Baca Juga:
Benarkah AS Tak Lagi Adidaya? Ini 3 Penyebab Runtuhnya Amerika Versi Warganya Sendiri
Pemilu AS menggunakan sistem elektoral, bukan dipilih rakyat
langsung. Suara elektoral merupakan orang-orang yang dipilih rakyat di dalam
surat suara, untuk mewakili mereka memenangkan calon presiden di sidang
electoral college.
Setiap negara bagian memiliki suara elektoral berbeda-beda.
Alaska mendapat jatah 3 suara elektoral atau 3 perwakilan (anggota DPR, partai,
tokoh publik, dsb).
Oleh karena itu, meski Trump unggul jauh, ia hanya akan
mendapat 3 suara. Jika ingin memenangi Pemilu AS, capres setidaknya harus
mengantongi minimal 270 suara.
Baca Juga:
Teror Drone Kamikaze Guncang Pangkalan Irak, Siapa Dalangnya?
Jika ditambah dengan 3 suara dari Alaska, Trump baru mengumpulkan
217 suara. Adapun Joe Biden sudah melampaui 270 suara, bahkan mengantongi 279
suara versi Reuters dan 290 suara versi Fox News.
3 November 2020, kursi Presiden AS diperebutkan. Donald
Trump dan Joe Biden adu kekuatan untuk duduk di singgsana orang nomor satu di
Negeri Paman Sam. Simak ulasan selengkapnya dalam collection berikut.
Edison Research memprediksi pemberian tiga suara di Alaska
kepada Trump tidak akan mengubah hasil pemilu. Sejauh ini, Biden telah
memenangi Pemilu AS.
Ada penghitungan suara di dua negara bagian penentu yang
masih terus berlangsung. Yakni di North Carolina, Trump memimpin dengan lebih
dari 70.000 suara, dan Georgia, dipimpin Biden sekitar 14.000 suara.
Georgia kini akan melakukan penghitungan ulang karena
selisih margin kemenangan sangat kecil. Meski demikian, penghitungan ulang
diprediksi tidak akan mengubah kemenangan.
North Carolina memiliki jatah 15 suara elektoral. Jika Trump
menang, ia baru mengumpulkan 232 suara.
Trump pun belum mengakui kemenangan Biden dan akan menggugat
Pemilu AS karena menuding penghitungan suara penuh kecurangan. Jika gugatan
Trump kalah, Biden akan menjadi presiden sah pada Januari 2021. [qnt]