WAHANANEWS.CO, Jakarta - Dalam langkah yang mengejutkan namun tak sepenuhnya di luar dugaan, Rusia dikabarkan tengah mempersiapkan konversi pesawat jet komersial Tu-214 menjadi platform peluncur rudal jelajah jarak jauh.
Transformasi ini menjadi bagian dari strategi Moskow untuk memperkuat daya gempurnya, di tengah tekanan dari serangan drone Ukraina yang kian intens menyasar infrastruktur militer Rusia.
Baca Juga:
Gawat! Jet Tempur Rafale Gagal Total, Armenia Siap Beli Jet Super Sukhoi dari India
Langkah tersebut dilaporkan akan didukung oleh Pabrik Penerbangan Kazan, yang merupakan produsen Tu-214 serta berbagai pesawat strategis lain milik Rusia. Rencana ini pertama kali diberitakan oleh media Bulgarian Military.
Tu-214 sendiri merupakan jet bermesin ganda rancangan Tupolev yang mulai dikembangkan pada 1990-an.
Dengan berat lepas landas maksimum 110,7 ton dan kapasitas angkut hingga 25 ton, pesawat ini awalnya didesain untuk menyaingi dominasi Boeing 737 dan Airbus A320 di pasar penerbangan komersial.
Baca Juga:
IDF Klaim Temukan Jenazah Tokoh Hamas di Terowongan Bawah Tanah RS
Dalam konfigurasi standar, Tu-214 mampu membawa 210 penumpang, melesat dengan kecepatan jelajah sekitar 870 km/jam, dan menjangkau jarak hingga hampir 7.000 kilometer pada ketinggian maksimal 39.000 kaki.
Namun Rusia tak berhenti di fungsi sipil semata. Jet ini juga telah dikembangkan untuk berbagai misi khusus. Varian Tu-214R, misalnya, dipersenjatai dengan radar canggih dan sensor elektro-optik untuk misi pengintaian. Ada pula Tu-214ON, yang didesain untuk misi observasi internasional, meski diproduksi dalam jumlah terbatas.
Kini, Tu-214 bersiap menjalani peran baru: menggendong dan meluncurkan rudal-rudal mematikan seperti Kh-101 dan Kh-22.
Kh-101 dikenal sebagai rudal jelajah subsonik dengan kemampuan siluman dan jangkauan luar biasa hingga 4.500 km.
Senjata ini dirancang untuk menghancurkan target-target strategis bernilai tinggi dan biasanya dibawa oleh pengebom berat Tu-95MS dan Tu-160.
Rudal ini membawa hulu ledak seberat 400 kg, menjadikannya momok nyata di medan perang Ukraina.
Sementara itu, rudal Kh-22 merupakan rudal supersonik anti-kapal dengan jangkauan sekitar 600 km dan bobot hulu ledak yang bisa mencapai 1 ton.
Rudal ini selama ini dioperasikan oleh pesawat Tu-22M3 dalam misi anti-kapal besar dan serangan strategis.
Pakar militer dan penerbangan Rusia, Pavel Luzin, mengomentari langkah ini sebagai bentuk adaptasi taktis Rusia terhadap kondisi medan perang yang berubah cepat.
“Konversi Tu-214 menjadi platform rudal menunjukkan bahwa Rusia kini harus lebih kreatif dan hemat dalam mengatasi keterbatasan armada pembomnya, apalagi setelah serangan drone Ukraina yang semakin menghantam jantung kekuatan udara Rusia,” ujarnya.
Luzin juga menambahkan bahwa penggunaan pesawat sipil untuk peran militer bukanlah hal baru di Rusia, tetapi kali ini "taruhannya jauh lebih tinggi, karena menyangkut efektivitas serangan strategis jarak jauh."
Meski belum ada konfirmasi resmi dari Kremlin atau Pabrik Penerbangan Kazan soal kapan konversi ini akan dimulai, sinyalnya sudah cukup jelas: Rusia tengah bersiap memperluas kapasitas serangannya, bahkan dengan memodifikasi pesawat yang awalnya dirancang untuk mengangkut penumpang sipil.
[Redaktur: Rinrin Khaltarina]