WahanaNews.co |
Media Korea Selatan (Korsel), Daily NK, melaporkan bahwa pemimpin Korea
Utara (Korut), Kim Jong-un, telah memerintahkan pasukannya untuk memusnahkan
kucing dan merpati, karena dia yakin mereka membawa Covid-19 dari China.
Pihak berwenang di beberapa kota di sepanjang
perbatasan Korut dengan China terlihat menembaki burung dan mencari kucing
serta pemilik yang menolak menyerahkan hewan-hewan tersebut.
Baca Juga:
Kapal Perang Korut Gagal Meluncur, 'Insiden Malu Nasional' Segera Diusut
Menurut laporan Daily NK, yang dikutip
Sabtu (29/5/2021), di Hyesan, sebuah keluarga baru-baru ini ditempatkan di
fasilitas isolasi selama 20 hari karena memelihara kucing.
Itu terjadi setelah perintah dikeluarkan untuk
menangkap dan memusnahkan merpati dan kucing di Korea Utara sebagai bagian dari
upaya yang lebih luas untuk mengekang penyebaran Covid-19.
Keluarga yang itu ditempatkan di fasilitas isolasi
itu telah dibebaskan.
Baca Juga:
Diduga Hasil Barter dengan Moskow, Kim Jong Un Pamer Rudal Baru
Namun, saat itu kucing mereka terlacak dan
ditangkap lalu dibunuh.
Kim telah mengambil langkah aneh karena dia
yakin virus Corona sengaja dikirim oleh China ke Korea Utara.
Selama beberapa bulan terakhir, dia telah
mengambil beberapa langkah untuk memutuskan semua hubungan China dengan Korea
Utara.
Awal bulan ini, terungkap bahwa Kim dilaporkan
telah melarang penggunaan obat-obatan China di semua rumah sakit besar di
Pyongyang, setelah kematian seorang pejabat kesayangannya.
Birokrat tersebut, yang berusia 60-an tahun
dan menderita penyakit yang berhubungan dengan jantung, sangat populer dan
sangat dekat dengan Kim Jong-un.
Pejabat itu diandalkan untuk menangani ekonomi
Korea Utara sejak era Kim Jong-il, ayah Kim Jong-un.
Menariknya, Korea Utara sampai saat ini
mengeklaim tidak memiliki kasus Covid-19 yang dikonfirmasi selama pandemi.
Namun, telah sibuk mempromosikan obat-obatan
yang dibuat di dalam negeri karena perawatan luar negeri tidak tersedia secara
luas akibat sanksi yang diberlakukan oleh PBB.
Baru-baru ini, Kim Jong-un juga melarang
rakyatnya mengenakan skinny-jeans dan potongan rambut mullet
dalam upaya terbarunya untuk mengendalikan kaum muda dan menghentikan
"invasi gaya hidup kapitalistik".
Surat kabar negara Korut, The Rodong Sinmun,
dalam editorialnya mengatakan, negara itu bisa "runtuh" jika potongan
rambut eksentrik dan celana ketat diperbolehkan.
"Sejarah mengajarkan kita pelajaran
penting bahwa sebuah negara bisa menjadi rentan dan akhirnya runtuh seperti
tembok lembab terlepas dari kekuatan ekonomi dan pertahanannya jika kita tidak
berpegang pada gaya hidup kita sendiri," tulis media pemerintah tersebut. [dhn]