Melansir Sindonews, mereka berempat sebelumnya mengungkapkan bahwa mereka menghadapi penolakan dari beberapa teman dekat dan keluarga, tetapi mayoritas lingkaran dalam mereka mendukung keputusan mereka.
“Banyak orang tidak benar-benar memahami poliamori dan menganggapnya menyimpang atau tidak sehat dalam beberapa hal. Memang benar bahwa itu tidak selalu mudah--butuh beberapa saat bagi saya untuk mengakui bahwa saya memiliki perasaan terhadap orang lain--dan terkadang kami cemburu,” kata Taya.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
“Tapi sekarang sangat alami bagi kita semua dan saya merasa sangat bersyukur memiliki banyak pasangan untuk membesarkan anak,” katanya.
“Mengapa Anda tidak menginginkan lebih banyak cinta dan dukungan dan lebih banyak bantuan? Ini adalah kehidupan yang berantakan, sibuk, gila, indah dan saya tidak dapat memikirkan hal lain yang kami inginkan."
Seperti semua hubungan, Taya mengatakan menjalani hubungan yang tidak biasa bisa jadi rumit.
Baca Juga:
Gagal Menyentuh Pemilih, Harris Kalah Telak Meski Kampanye Penuh Serangan ke Trump
“Saya pikir kami tidak akan pernah berhenti belajar dan kami tahu hubungan kami akan terus berubah. Tapi kami akan melakukan pukulan dan membuatnya berhasil,” kata Taya.
"Kami berbeda dari orang lain, tapi tidak apa-apa--dan kami telah menjelaskan kepada anak-anak kami bahwa mereka bisa menjadi siapa pun yang mereka inginkan." [eta/sindonews]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.