"Sekali lagi kami dilemparkan ke dalam pertempuran yang tidak dapat dipahami oleh Jenderal Muradov (pemimpin perang di distrik Timur Rusia) ... sehingga Muradov bisa mendapatkan bonus untuk membuatnya terlihat baik di mata Gerasimov (Jenderal Rusia)," tambah surat itu.
"Berapa lama orang biasa-biasa saja ... akan dibiarkan terus merencanakan aksi militer yang hanya untuk 'menjaga penampilan dan mendapatkan penghargaan (para jenderal)' dengan mengorbankan nyawa begitu banyak orang?" bunyinya lagi.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Sementara itu, keterangan serupa juga didapatkan dari seorang Komandan tempur Brigade ke-155 Marinir Armada Pasifik Rusia yang merekam pernyataan yang dimuat dalam akun Telegram. Ia mengatakan kerugian yang dialami telah dilaporkan kepada kantor kejaksaan militer.
"Bagi kami, kehilangan apa pun di antara sesama sebangsa adalah kehilangan dan rasa sakit yang besar. Kami berduka untuk orang mati. Dan kami akan membantu keluarga dan yang terluka," ujarnya.
Pasukan Rusia yang diperintahkan maju ke Ukraina oleh Presiden Vladimir Putin Februari lalu sebelumnya memang disebut telah mengalami kekalahan. Ini utamanya di wilayah Lyman dimana pasukan Moskow dipukul mundur oleh militer Kyiv.
Baca Juga:
Usai Puluhan Tentara Ogah Balik Perang ke Gaza, Israel Kalang Kabut
Ukraina sendiri mendapatkan kekuatan tambahan dari persenjataan yang didapatkan dari negara-negara Barat seperti Amerika Serikat (AS) dan Inggris. Salah satu rudal yang diberikan AS, HIMARS, bahkan disebut berhasil membantu Kyiv untuk merebut kembali wilayah di sekitar kota Kherson yang telah dikuasai Rusia. [tum]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.