Drone itu juga telah digunakan oleh pemberontak yang didukung Iran di Yaman, menyerang depot minyak di Arab Saudi dan diduga membunuh dua pelaut di atas kapal tanker minyak di lepas pantai Oman pada tahun 2021.
Shahed berbentuk segitiga diyakini memiliki jangkauan sekitar 2.000 kilometer.
Baca Juga:
Sarang Narkoba Kampung Bahari Digerebek Polisi, 31 Orang Ditangkap
Para ahli menyebut drone pembawa bom seperti itu sebagai "amunisi berkeliaran".
Drone terbang ke suatu tujuan, kemungkinan diprogram sebelum penerbangannya, dan meledak di udara di atas target atau menabraknya.
Iran telah semakin dekat dengan Rusia karena menghadapi sanksi yang menghancurkan atas runtuhnya kesepakatan nuklir pada 2018 setelah Presiden Donald Trump secara sepihak menarik diri dari perjanjian itu.
Baca Juga:
Pantau Pergerakan Polisi, Bandar Narkoba di Kampung Bahari Pakai CCTV hingga Drone
Negosiasi atas kesepakatan itu, yang membuat Iran membatasi pengayaan uraniumnya dengan imbalan pencabutan sanksi, sekali lagi menemui jalan buntu.
Ukraina dan Iran juga memiliki hubungan yang kurang baik akibat Pengawal Revolusi Iran menembak jatuh sebuah jet penumpang Ukraina pada tahun 2020.
Akibat insiden itu, 176 orang yang berada dalam pesawat tersebut tewas. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.