Pemungutan suara berlangsung sebulan setelah peristiwa Maidan, ketika protes jalanan yang penuh kekerasan menggulingkan pemerintah Kiev yang terpilih secara demokratis.
Ukraina, serta sebagian besar dunia, menganggap referendum itu tidak sah dan memandang Krimea sebagai diduduki secara ilegal oleh Moskow.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Pejabat keamanan nasional juga berbicara tentang wilayah negara yang saat ini berada di bawah kendali separatis di Ukraina timur.
Menurut Danilov, merebut daerah-daerah ini juga tidak mungkin dilakukan dengan cara militer, karena akan memakan banyak korban.
Berbicara tahun lalu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia akan bekerja “untuk membantu Ukraina memecahkan masalah Donbass, tetapi Krimea keluar dari diskusi.”
Baca Juga:
Selama di Indonesia Paus Fransiskus Tak Akan Naik Mobil Mewah-Anti Peluru
Pada Januari, kepala Angkatan Laut Jerman, Wakil Laksamana Kay-Achim Schonbach, dipaksa mengundurkan diri setelah mengklaim Krimea “tidak akan pernah kembali” dan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Rusia “mungkin pantas dihormati.”
Dia mengosongkan jabatannya setelah menteri luar negeri Ukraina memanggil duta besar Jerman untuk mengeluh tentang "tidak dapat diterimanya" komentar Schonbach. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.