WahanaNews.co | Uni Emirat Arab (UEA) mengklaim pihaknya sukses mencegat dan menghancurkan 3 drone yang menembus wilayah udaranya.
Insiden ini terjadi usai Amerika Serikat (AS) mengumumkan akan mengirimkan kapal perang dan jet tempur untuk membantu UEA menghadapi ancaman pemberontak Houthi di Yaman.
Baca Juga:
Dukungan Uni Emirat Arab untuk Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2027
Seperti dilansir Reuters dan AFP, Kamis (3/2/2022), Kementerian Pertahanan UEA mengumumkan 'pencegatan dan penghancuran' tiga drone 'musuh' pada Rabu (2/2) pagi waktu setempat. Ketiga drone itu ditembak jatuh di atas area yang tidak berpenduduk.
Belum ada kelompok maupun pihak tertentu yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tiga drone itu. Namun disebutkan bahwa serangan itu mirip dengan serangan drone dan rudal yang dilancarkan Houthi ke wilayah UEA beberapa waktu terakhir.
Ini juga menjadi serangan keempat yang menargetkan UEA dalam tiga pekan terakhir. Salah satu serangan pada Senin (31/1) lalu yang klaim oleh Houthi dan terjadi saat Presiden Israel, Isaac Herzog, datang berkunjung, berhasil digagalkan.
Baca Juga:
Uni Emirat Arab Keluar dari 'Daftar Abu-abu' FATF Setelah Reformasi Sukses
Kementerian Pertahanan UEA menegaskan via Twitter bahwa pihaknya 'siap untuk menghadapi ancaman apapun dan mengambil semua langka yang diperlukan untuk melindungi negara dan wilayahnya'.
Serangan terhadap UEA yang merupakan pusat komersial dan pariwisata di kawasan Timur Tengah ini, merupakan eskalasi dari konflik Yaman, di mana Houthi berkali-kali melancarkan serangan rudal dan drone ke wilayah Arab Saudi.
Koalisi militer pimpinan Saudi melakukan intervensi terhadap konflik Yaman untuk memerangi Houthi pada Maret 2015, dengan tujuan membantu pemerintah Yaman yang digulingkan dari ibu kota Sanaa.
AS yang merupakan sekutu UEA, mengumumkan pengiriman kapal perang dan jet tempur untuk membantu UEA mempertahankan wilayah di tengah maraknya serangan Houthi.
Dalam tanggapannya, seperti dilansir AFP, pemberontak Houthi menyatakan pengerahan militer AS itu tidak membuat mereka takut. "Pasukan baru yang telah tiba atau akan tiba di UEA tidak membuat kami takut," tegas seorang pejabat senior Houthi, Sultan al-Samei.
"Kami tidak akan menghentikan apa yang telah kami mulai, membela diri kami sendiri... dan kami tidak akan berhenti hingga agresif terhadap negara kami berakhir, demikian juga saat pasukan yang didukung UEA menarik diri," imbuhnya. [qnt]