WahanaNews.co | Komisi Eksekutif Uni Eropa (UE) mengeluarkan pernyataan resmi dengan memutuskan akan mengenakan tarif tinggi pada kendaraan listrik (EV) buatan China, pada Jumat (4/10/2024).
Melansir Reuters, 5 Oktober, keputusan ini diambil meski Jerman, negara ekonomi terbesar di UE, menentang keras. Ini menjadi pertanda keretakan internal UE dalam menghadapi perselisihan dagang terbesar mereka dengan China dalam satu dekade terakhir.
Baca Juga:
Kemendag Ajak Eksportir Melek Kebijakan Karbon di Negara Tujuan Ekspor
Besarnya tarif yang diusulkan mencapai 45 persen. Artinya, para produsen mobil harus mengeluarkan biaya miliaran dolar ekstra untuk memasarkan mobil mereka di wilayah UE.
Tarif ini rencananya akan diterapkan mulai bulan depan dan berlaku selama lima tahun.
Komisi Eropa, yang memegang kendali kebijakan perdagangan UE, menyatakan bahwa tarif ini diperlukan untuk menanggulangi praktik subsidi tidak adil yang diberikan pemerintah China kepada produsen mobil mereka.
Baca Juga:
Kudeta Militer Guncang Negara Bolivia, Apa yang Terjadi?
Hal ini berdasarkan investigasi anti-subsidi yang telah berlangsung selama setahun. Meski demikian, UE tetap membuka jalur negosiasi dengan China. Salah satu opsi kompromi yang dipertimbangkan adalah penetapan harga jual minimum.
Dalam voting yang menegangkan pada hari Jumat, 10 negara anggota UE mendukung tarif, sementara 5 negara menentang, dan 12 abstain. Untuk memblokir proposal ini, diperlukan suara "tidak" dari 15 negara anggota dengan representasi minimal 65% populasi UE.
Berdasarkan laporan Reuters pada hari Rabu, tindakan ini diperkirakan akan lolos berkat dukungan dari Prancis, Italia, dan Polandia.