WahanaNews.co | Upaya diplomasi antara Barat dan Rusia selama sepekan guna meredakan ketegangan di perbatasan Ukraina berakhir tanpa hasil. Seorang pejabat senior Amerika Serikat (AS) malah mengeluarkan peringatan untuk bersiap menghadapi eskalasi.
"Genderang perang telah terdengar keras dan retorikanya menjadi agak melengking," kata pejabat diplomatik AS Michael Carpenter terkait dialog dengan Moskow yang tidak menghasilkan terobosan.
Baca Juga:
Akhiri Perang Presiden Ukraina Zelensky Bakal Ajukan Damai dengan Rusia
Niat Moskow tetap tidak jelas, katanya, setelah pembicaraan di Eropa selesai.
"Ada hampir 100.000 tentara di sisi perbatasan Rusia dengan Ukraina. Kehadiran mereka dan tindakan tembakan langsung yang dilakukan menimbulkan banyak pertanyaan tentang niat Moskow," ujarnya seperti dilansir dari CNBC, Jumat (14/1/2022).
Ia menambahkan bahwa AS telah melihat persenjataan canggih, sistem artileri, sistem peperangan elektronik dan amunisi juga digelar di sepanjang perbatasan Ukraina.
Baca Juga:
Diberondong Peluru, PM Slovakia Berstatus 'Warga' NATO tapi Akrab dengan Rusia
"Itu menimbulkan banyak pertanyaan tentang apa niat Rusia. Jadi kita harus menanggapi ini dengan sangat serius dan kita harus bersiap untuk kemungkinan terjadinya eskalasi," kata Carpenter, yang bertindak sebagai perwakilan tetap AS kepada Organisasi untuk Keamanan dan Kerjasama di Eropa (OSCE).
Sementara itu penasihat keamanan nasional Jake Sullivan mengatakan badan-badan intelijen Amerika menyebut Rusia telah menyiapkan dalih untuk invasi - termasuk melalui kegiatan sabotase dan operasi informasi - dengan menuduh Ukraina mempersiapkan serangan yang akan segera terjadi terhadap pasukan Rusia di Ukraina Timur
"Kami melihat pedoman ini pada tahun 2014, dan mereka sedang mempersiapkan pedoman ini lagi," ungkap Sullivan kepada wartawan di Gedung Putih.