Ia berupaya meyakinkan masyarakat bahwa pengalaman panjangnya masih menjadi modal penting untuk menghadapi tantangan baru yang dihadapi Kamerun di tengah tekanan ekonomi dan ancaman keamanan.
Namun di sisi lain, kritik terhadap Biya terus berdatangan. Sejumlah pengamat dan oposisi menuduhnya memusatkan kekuasaan di lingkaran sempit dan menekan suara-suara yang berbeda pandangan selama masa pemerintahannya.
Baca Juga:
Polresta Jambi Serahkan Kembali Mobil Korban Perampokan dan Pembunuhan di Talang Bakung ke Keluarga
Banyak kalangan juga menyoroti minimnya regenerasi politik di Kamerun, di mana figur Biya masih mendominasi setiap proses politik penting tanpa munculnya alternatif yang kuat.
Pemilihan presiden Kamerun dijadwalkan berlangsung pada 12 Oktober 2025, dan akan menjadi ujian besar bagi rakyat Kamerun—antara melanjutkan kepemimpinan lama atau membuka jalan bagi perubahan baru.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.