Reformasi tersebut termasuk program emansipasi perempuan dengan melarang pemakaian hijab dan mengganti pakaian seperti perempuan di Eropa.
Dia menghapus semua institusi Islam dan mengenalkan kode hukum Barat, pakaian, kalender dan alfabet, menggantikan tulisan Arab dengan yang Latin.
Baca Juga:
Belanda Bangkit, Menang 2-1 atas Turki di Euro 2024 Berlin
Di luar negeri, ia menerapkan kebijakan netralitas, menjalin hubungan persahabatan dengan tetangga Turki.
Mustafa Kemal juga mengubah Masjid Hagia Sophia atau Aya Sofya sejak era Sultan Mehmed II atau Sultan Muhammad Al Fatih yang menaklukkan Konstantinopel atau kini Istanbul pada 29 Mei 1453, menjadi museum saat berkuasa.
Pada 1935, ketika nama keluarga diperkenalkan di Turki, ia diberi gelar Attatürk, yang berarti “Bapak Bangsa Turki”.
Baca Juga:
Timnas Turki Menang Melawan Georgia di Euro 2024 Skor 3-1
Mustafa Kemal meninggal pada 10 November 1938.
Kebijakan paling kontroversial yang dilakukan Mustafa Kemal adalah melaran azan menggunakan bahasa Arab, dan wajib memakai bahasa Turki.
Mustafa juga melarang laki-laki di Turki memakai fes (topo Turki warisan Ottoman) karena dianggap sebagai simbol feodalisme, dan memaksa mereka memakai pakaian orang Eropa, seperti jas.