"Banyak yang percaya pada Hadits Nabi bahwa menjelang akhir zaman, sebuah negara yang dikenal sebagai Rum, yang biasanya diartikan sebagai Rusia, akan bergabung dengan umat Islam untuk melawan musuh besar," katanya.
Dina Sulaeman juga menjelaskan Ukraina merupakan 'Suriah lain' yang telah direkayasa Barat untuk mengadu kelompok yang berbeda di dalam negeri dan saling bermusuhan.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Sementara itu, Radityo Dharmaputra, kandidat doktor dalam ilmu politik di Institut Studi Politik Johan Skytte, Universitas Tartu, Estonia, turut memberikan keterangannya.
Dia mengatakan jika Rusia telah berusaha untuk meningkatkan citranya dalam hubungannya dengan dunia Muslim setelah berakhirnya Perang Chechnya Kedua pada tahun 2000.
Radityo mengatakan Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov memiliki daya tarik yang besar di kalangan Muslim Indonesia.
Baca Juga:
3 Negara Ini Melarang Warganya Tersenyum kepada Orang Lain, Kok Bisa?
Komentar Kadyrov diliput di media berbahasa Indonesia dan dia dipandang sebagai ikon Muslim.
"Ada persepsi bahwa Putin lebih pro-Islam daripada AS, meskipun ada noda yang diingat oleh generasi yang lebih tua ketika Rusia menginvasi Chechnya dan ketika Uni Soviet melakukan hal yang sama ke Afghanistan," katanya.
Sebagai informasi tambahan, diketahui bahwa Rusia sempat memiliki konflik dengan Chechnya di masa lampau.