WahanaNews.co, Tel Aviv - Saat melancarkan invasi militer ke Gaza setelah periode gencatan senjata tujuh hari melawan Hamas, Tentara Israel dilaporkan mengalami wabah penyakit.
Menurut laporan dari media Israel, Yedioth Ahronoth, IDF (Israel Defense Forces) terkena serangan penyakit yang mempengaruhi sistem pencernaan dan menyebabkan reaksi serupa keracunan makanan yang parah.
Baca Juga:
Di Tengah Konflik Panjang, Ini Rahasia Israel Tetap Berstatus Negara Maju dan Kaya
Laporan tersebut menyebutkan bahwa wabah penyakit pencernaan dan keracunan makanan melanda tentara Israel di selatan wilayah pendudukan, terutama di Jalur Gaza.
Spekulasi pun muncul terkait penyebab dari wabah penyakit yang menyerang personel IDF tersebut.
Diketahui, sejak awal perang Israel melawan Hamas di Gaza, banyak restoran, produsen makanan, dan komunitas yang telah menyumbangkan makanan kepada tentara Israel.
Baca Juga:
Pelanggaran Hukum Internasional, PBB: 70 Persen Korban di Gaza Adalah Perempuan dan Anak-anak
Penyakit Ganas
Namun, menurut dokter, penyimpanan, transportasi, dan persiapan yang buruk telah menyebabkan peningkatan penyakit pencernaan, diare parah, dan suhu tinggi (demam) di kalangan tentara IDF.
“Diare telah menyebar di kalangan tentara di selatan [Israel], di berbagai wilayah konsentrasi, dan kemudian menyebar di antara tentara yang berperang di Gaza,” jelas Kepala Unit Penyakit Menular di Rumah Sakit Universitas Assuta Ashdod, Dr Tal. Bros.
Penyakit ini tergolong dalam kategori penyakit yang sangat berbahaya, terutama karena memiliki potensi tinggi untuk menular.
Kejadian ini dapat menjadi insiden yang mengerikan bagi tentara IDF yang sedang fokus untuk berpartisipasi dalam pertempuran.
"Diketahui bahwa kami telah mengidentifikasi infeksi bakteri Shigella yang menyebabkan disentri, suatu penyakit yang sangat berbahaya yang menyebar di kalangan para pejuang di Gaza," tambah Broch.
Dia juga menyebutkan bahwa penyebaran penyakit ini berdampak signifikan pada kondisi fisik prajurit dan juga pelaksanaan operasi tempur.
"Jika infeksi menyebar di antara 10 anggota tentara dalam satu kompi infanteri, dan mereka mengalami demam yang menyebabkan suhu tubuh mencapai 40 derajat Celcius, disertai dengan diare setiap 20 menit, maka kondisi mereka tidak lagi memungkinkan untuk berperang dan mereka secara signifikan meningkatkan risiko kematian mereka," jelasnya.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]