WahanaNews.co | Perusahaan keamanan siber swasta, Mandiant, melaporkan, peretas yang bekerja atas nama pemerintah China telah membobol jaringan komputer enam pemerintah negara bagian Amerika Serikat (AS) pada tahun lalu.
Laporan tersebut tidak mengidentifikasi negara bagian mana yang terkena bahaya atau menawarkan motif penyusupan yang dimulai pada Mei lalu.
Baca Juga:
6 Juta Data NPWP Diduga Bocor, Termasuk Milik Jokowi dan Gibran di Daftar Utama!
Namun, kelompok China yang diyakini bertanggung jawab atas tindakan itu, APT41, diketahui melancarkan operasi peretasan yang bertujuan spionase dan keuntungan finansial.
“Krisis yang sedang berlangsung di Ukraina telah menarik perhatian dunia dan potensi ancaman dunia maya Rusia adalah nyata. Kita harus ingat pelaku ancaman lainnya melanjutkan operasi mereka seperti biasa,” kata Analis Mandiant, Geoff Ackerman.
Ackerman tidak bisa membiarkan aktivitas dunia maya yang serupa terjadi.
Baca Juga:
Bangun Awareness Trend ‘Hacker’, Butterfly Consulting Indonesia Tawarkan Pelatihan Cyber Security
Terlebih, aktivitas yang dilakukan oleh APT41 merupakan salah satu peretas yang paling produktif dan masih berlanjut hingga sekarang.
Badan-badan negara bagian tetap menjadi target yang matang bagi para peretas, bahkan ketika pemerintahan Joe Biden telah mengumumkan sejumlah langkah tambahan untuk melindungi sistem pemerintah federal dari peretasan.
Menurut laporan Mandiant, para peretas mengeksploitasi kerentanan yang sebelumnya tidak diketahui dalam aplikasi web komersial yang digunakan oleh 18 negara bagian untuk manajemen kesehatan hewan.