Pada Minggu (3/3/2024) Departemen Pertahanan melakukan penerjunan bantuan dari udara pertama, "Amerika Serikat akan melanjutkan penerjunan bantuan dari udara ini. Kita akan bekerja pada rute baru, melalui laut, untuk mengirimkan bantuan." papar Kamala.
Pernyataannya ini datang sehari sebelum pertemuan Kamala Harris dengan menteri senior Israel Benny Gantz, yang juga pesaing berat Benjamin Netanyahu, perdana menteri sayap kanan jauh negara itu.
Baca Juga:
Presiden Prabowo Usulkan Two-State Solution untuk Akhiri Konflik Gaza dalam Pertemuan dengan AS
Kunjungan Gantz memicu kemarahan Netanyahu dan sekutunya pada saat banyak laporan media menunjukkan ketidaksepakatan antara Biden dan Netanyahu, meskipun pemerintahan AS terus menyuarakan dukungan vokal untuk Israel dan haknya untuk "membela diri."
Baik Gantz maupun Presiden Joe Biden menghadapi tekanan meningkat dari sayap kiri partai mereka sendiri untuk berbicara lebih tegas menentang intensitas serangan Israel terhadap Hamas di Jalur Gaza dan untuk mendorong kedua belah pihak mencapai gencatan senjata permanen.
Serangan Israel terhadap warga Gaza yang sedang menunggu menerima bantuan kemanusiaan pada Kamis pagi (29/2/2024), yang menyebabkan 118 warga Palestina tewas dan lebih dari 750 orang lainnya terluka, disebut-sebut direncanakan oleh Tel Aviv sebagai upaya pencitraan untuk menunjukkan pengiriman bantuan kemanusiaan yang sejati, seperti yang dilaporkan oleh media pada hari Minggu.
Baca Juga:
Gagal Menyentuh Pemilih, Harris Kalah Telak Meski Kampanye Penuh Serangan ke Trump
Tel Aviv dilaporkan terlibat dalam perencanaan setidaknya empat konvoi bantuan serupa ke utara Gaza selama seminggu terakhir, menurut pengakuan pejabat Israel, pengusaha Palestina, dan diplomat Barat, seperti yang dilaporkan oleh New York Times.
[Redaktur: Elsya Tri Ahaddini]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.