"Saya tidak anti-vaksin, tapi saya anti terhadap vaksin ini," ucap salah satu demonstran bernama Michelle (61), yang seorang terapis fisik dari Virginia.
Disebutkan Michelle bahwa serum messenger RNA (mRNA) yang dikembangkan oleh perusahaan seperti Pfizer dan Moderna dalam waktu singkat 'terlalu eksperimental' dan 'terburu-buru'.
Baca Juga:
Donald Trump Mulai Umumkan Nominasi Anggota Kabinet, Ini Daftarnya
Namun diketahui bahwa vaksin mRNA yang telah diberikan kepada jutaan orang di berbagai negara dalam setahun terakhir, telah terbukti aman dan efektif, serta dipuji sebagai gamechanger potensial dalam pengobatan modern.
Seorang demonstran lainnya, yang menyebut dirinya sebagai Therese (61), sangat menentang vaksin, semua jenis vaksin. Dia mengaku sengaja datang dari Michigan dengan bus untuk ikut unjuk rasa di Washington DC ini.
"Mandat tidaklah pantas... vaksin tidak berhasil, kita telah dibohongi soal vaksin," ucap Therese yang bekerja di kafetaria sekolah sebelum pensiun.
Baca Juga:
Prabowo Dukung Solusi Dua Negara untuk Selesaikan Konflik Palestina
"Dan kita tidak seharusnya memakaikan masker pada anak-anak kita," ujarnya.
"Saya berbicara kepada beberapa psikolog yang mengatakan anak-anak kita menderita dan mereka depresi... Ini mengerikan. Kita membutuhkan kebebasan kita kembali," imbuh Therese.
Beberapa pembicara dalam unjuk rasa ini termasuk para dokter dari Texas. "Kita warga Amerika dan itulah yang kita lakukan, kita memerangi tirani!" teriak demonstran.