Sementara itu, dalam video yang diunggah di Weibo pada Selasa malam menunjukkan antrean panjang lalu lintas karena penduduk bergegas meninggalkan distrik.
Seorang siswa yang diminta meninggalkan asrama kampusnya mengatakan di Weibo, "Dulu saya berpikir ini akan menjadi saat paling bahagia dalam hidup saya... Sekarang saya menerima pemberitahuan darurat pada pukul 01.00, saya akhirnya gemetar dan menangis di koridor pada jam 02.00 pagi."
Baca Juga:
WN China Buronan Kasus Pencucian Uang Judi Online Ditangkap Polri di Batam
"Dan saya melihat teman sekelas saya melarikan diri dengan koper pada jam 03.00. Pada jam 4.00, saya duduk sendirian di atas koper saya dan menangis, menunggu orang tua saya datang," ujar dia.
Dia lalu mengatakan pada pukul 05.00 waktu setempat, ia akhirnya meninggalkan lokasi tersebut.
"Dulu saya bilang tempat ini baik...sekarang seperti neraka," ujar pengguna dengan nama samaran Ludao Lizi itu.
Baca Juga:
Daftar 10 Bank Terbesar Dunia 2024, Ada Dominasi Asia dan China di Puncak
Pada awal November, pedemo di Haizhu sempat menerobos penghalang lockdown dan berbaris ke jalan-jalan memprotes kebijakan nol Covid China.
Protes itu terekam video dan beredar di media sosial pada 14 November. Video itu telah diverifikasi oleh AFP.
Video itu memperlihatkan ratusan orang turun ke jalan di Haizhu dan sejumlah orang merobohkan pembatas yang dipasang untuk mencegah penduduk keluar rumah.