WahanaNews.co | Aliansi AUKUS yang terdiri dari Australia, Inggris Raya, dan Amerika Serikat (AS) mengumumkan telah sepakat hendak mengembangkan rudal hipersonik, Selasa (5/4/2022).
Langkah ini ditempuh AUKUS seiring meningkatnya pengaruh militer China di kawasan Indo-Pasifik.
Baca Juga:
Rusia Gempur Ukraina dengan Rudal Hipersonik dari Jet Bomber Su-34
Program rudal hipersonik AUKUS diumumkan oleh pernyataan bersama ketiga kepala negara, Perdana Menteri Australia Scott Morrison, Perdana Menteri Inggris Raya Boris Johnson, dan Presiden AS Joe Biden.
“Kami hari ini berkomitmen untuk memulai kerja sama trilateral baru dalam pengembangan (rudal) hipersonik dan kontra-hipersonik, kapabilitas peperangan elektronik, serta memperluas pembagian informasi dan memperdalam kerja salam dalam inovasi pertahanan,” tulis pernyataan para pemimpin AUKUS dikutip Associated Press.
Rudal hipersonik sendiri adalah senjata yang sangat cepat hingga tidak bisa diantisipasi sistem pertahanan udara generasi sekarang.
Baca Juga:
Tegang! 12 Jet Tempur dan Bomber Korea Utara Dihadang 30 Jet Tempur Korsel
Negara yang diketahui tengah mengembangkan sekaligus bersaing dalam tekologi rudal hipersonik adalah AS, Rusia, dan China.
Pada Oktober 2021 lalu, Ketua Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley menyebut percobaan rudal hipersonik China “sangat signifikan” dan “sangat mengkhawatirkan”.
Di lain sisi, Rusia diketahui memiliki rudal hipersonik canggih dan telah menggunakannya dalam invasi ke Ukraina. Presiden Vladimir Putin sendiri meminta industri pertahanan dalam negerinya untuk mengembangkan rudal hipersonik yang lebih canggih untuk mempertahankan keunggulan Rusia di bidang ini.
Militer Rusia memiliki sistem rudal Avangard yang diklaim bisa melaju 27 kali kecepatan suara.
Selain itu, Moskow juga memiliki rudal Kinzhal, dikalim bisa melaju 10 kali kecepatan suara dan berdaya jangkau hingga 2.000 kilometer. [qnt]