WahanaNews.co | Sebagian warga di Jalur Gaza terpaksa meminum air got dan mengonsumsi pakan ternak di tengah ketiadaan makanan layak, ucap Kepala Regional Mediterania Timur Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Hanan Balkhy.
Ia pun menyerukan peningkatan akses bantuan kemanusiaan ke Gaza untuk mengatasi masalah memprihatinkan tersebut.
Baca Juga:
Bahayakan Kesehatan, BPKN: Waspadai AMDK dengan Bromat Melebihi Batas Aman
Balkhy juga memperingatkan bahwa perang antara Israel dan kelompok pejuang Palestina Hamas berdampak serius pada layanan kesehatan di Gaza.
"Dampaknya terhadap anak-anak akan relatif panjang yang parah," kata Balkhy kepada media AFP di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss.
"Di Gaza, ada orang yang makan pakan ternak, rumput, dan meminum air got," sambungnya, seperti dikutip dari Channel News Asia, Rabu, 5 Juni 2024.
Balkhy mengungkapkan sebagian anak-anak di Gaza hampir tidak bisa makan rutin setiap hari, sementara truk-truk bantuan kemanusiaan hanya bisa menanti di luar kota Rafah.
Perang di Gaza terjadi sejak 7 Oktober 2023, setelah Hamas melancarkan serangan lintas batas ke Israel dan menewaskan 1.194 orang.
Serangan balasan Israel hingga saat ini telah menewaskan sedikitnya 36.550 orang di Gaza, sebagian besar warga sipil.
Baca Juga:
Penyakit Mpox Jadi Darurat Kesehatan Global, Kenali Cara Penularannya
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah lama memperingatkan bahwa kelaparan akan terjadi di Gaza. Sekitar 1,1 juta orang di sana, atau sekitar setengah dari populasi, menghadapi tingkat kerawanan pangan yang sangat parah.
Badan PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan bahwa kendala akses terus melemahkan penyaluran bantuan kemanusiaan untuk menyelamatkan jiwa di seluruh Gaza. Kondisinya disebut OCHA semakin memburuk di bulan Mei.
"Gaza membutuhkan perdamaian, perdamaian, dan perdamaian," kata Balkhy, yang mulai menjabat kepala regional WHO pada Februari lalu dikutip dari Medcom.
Setelah kunjungan baru-baru ini ke titik penyeberangan Rafah dari Mesir ke Jalur Gaza selatan, ia mendesak Israel membuat akses tersebut.
Menurutnya, menyalurkan bantuan ke Gaza hanya melalui Kerem Shalom tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan warga.
Ia juga menyuarakan rasa frustrasinya atas pemblokiran peralatan medis ke Gaza, yang kerap dianggap Israel dapat dimanfaatkan untuk tujuan militer Hamas.
"Kita berbicara tentang ventilator, bahan kimia pemurni hingga air bersih," kata Balkhy.
[Redaktur: Zahara Sitio]