Sementara itu, pejabat senior AS berujar ini terkait latihan militer bersama perdana kedua negara. Itu dilakukan Rusia dan China sejak Moskow menginvasi Ukraina pada 24 Februari.
"China tidak akan meninggalkan Rusia. Sebaliknya, latihan tersebut menunjukkan bahwa China siap membantu Rusia mempertahankan timurnya sementara Rusia berperang di baratnya," kata pejabat itu dikutip dari laman yang sama.
Baca Juga:
Bantu Rusia, Terungkap Kim Jong Un Kirim Tentara ke Ukraina
Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Ned Price juga mengatakannya dalam pengarahan rutin. Bahwa jet tempur Rusia-China tak hanya melintasi Laut Jepang namun berlanjut melalui Laut Cina Timur dan Laut Filipina.
Ia mengatakan hal itu kemungkinan Sudan direncanakan sebelumnya. Ini merujuk ke kemitraan strategis "tanpa batas" yang diumumkan Vladimir Putin dan Xi Jinping beberapa minggu sebelum serangan ke Ukraina, kala Olimpiade Musim Dingin Beijing terjadi.
Di sisi lain, Rusia membenarkan adanya aktivitas bersama militer China. Hal sama juga diiyakan China.
Baca Juga:
Pengusaha WN Korsel Ditangkap KLHK Sulbar Soal Tambang Pasir: CV Wahab Tola Sah Punya IUP dan SHM
"Patroli bersama berlangsung 13 jam di atas laut Jepang dan China Timur serta melibatkan pembom strategis Tu-95 Rusia dan pembom Xian H-6 China," kata Kementerian Pertahanan Rusia.
"Pesawat angkatan udara Jepang dan Korsel membayangi pesawat Rusia dan China untuk bagian dari latihan."
Selain Jepang, Korsel juga mendeteksi bomber Rusia-China di atas langitnya. Empat pesawat tempur China dan empat Rusia memasuki zona pertahanan Korsel beberapa kali pada Selasa siang hari. [qnt]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.