Seks anal diyakini menjadi jenis seks yang paling berisiko menularkan HIV lantaran lapisan rektum yang tipis memudahkan HIV masuk ke tubuh selama seks anal.
Seks vaginal juga tetap berisiko saat pasangan diketahui positif terinfeksi, penularan bisa terjadi saat HIV masuk ke tubuh melalui vagina atau jaringan halus yang melapisi vagina dan leher rahim. Cairan di vagina dan darah bisa membawa HIV.
Baca Juga:
Banyak Warga Israel Masuk RS, Ini Fakta-fakta Serangan Virus Mematikan West Nile
2. Penularan ke Bayi
HIV bisa ditularkan dari ibu ke bayi selama kehamilan, proses melahirkan, atau menyusui. Namun, kasus penularan melalui proses tersebut jarang terjadi, terlebih saat ini banyak pengobatan HIV yang efektif dan menekan risiko penularan sebagai pencegahan.
CDC menyebut jika seorang wanita dengan HIV meminum obat HIV seperti yang ditentukan selama kehamilan dan persalinan, dan memberikan obat HIV kepada bayinya selama 4 sampai 6 minggu setelah kelahiran, risiko penularannya bisa kurang dari 1 persen.
Baca Juga:
Demam Lassa Menyebabkan 156 Kematian di Nigeria dalam Empat Bulan Terakhir
3. Jarum Suntik
Seseorang berisiko tinggi tertular HIV jika berbagi jarum suntik dengan orang yang mengidap HIV. Karenanya, disarankan untuk tidak pernah berbagi jarum atau peralatan lain untuk menyuntikkan obat-obatan, hormon, steroid, atau silikon.
Jarum, jarum suntik, dan peralatan injeksi lain yang digunakan mungkin mengandung darah orang lain, dan bisa membawa HIV.