WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ginjal merupakan organ vital yang sering kali luput dari perhatian hingga fungsinya terganggu. Padahal, kesehatan ginjal sangat berkaitan erat dengan berbagai aspek gaya hidup, termasuk apa yang kita makan dan minum setiap hari.
Salah satu pertanyaan yang paling sering muncul saat seseorang didiagnosis memiliki masalah ginjal adalah: apakah masih aman minum kopi?
Baca Juga:
7 Gejala Awal Ginjal Bermasalah yang Sering Diabaikan
Secara umum, ginjal berperan penting dalam menyaring darah, membuang limbah dan kelebihan cairan dari tubuh melalui urine. Selain itu, ginjal juga mengatur keseimbangan cairan, garam, dan mineral dalam darah.
Jika organ ini tidak bekerja dengan optimal, dampaknya bisa berujung pada gangguan kesehatan serius, bahkan mengancam jiwa.
Menurut para pakar kesehatan, kondisi ginjal dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti penyakit kronis, faktor genetik, serta pola hidup yang tidak sehat.
Baca Juga:
Sindikat Jual Ginjal Seharga Rp600 Juta ke India Digagalkan TNI AL
Ketika seseorang mulai mengalami gangguan fungsi ginjal, perubahan gaya hidup menjadi keharusan, termasuk dalam hal konsumsi kafein seperti kopi.
Dikutip dari Verywell Health (18 Oktober 2024), sejumlah penelitian telah dilakukan untuk menilai apakah konsumsi kopi berpengaruh terhadap kesehatan ginjal.
Berdasarkan data terkini, kopi tidak secara langsung meningkatkan risiko penyakit ginjal.
Namun, pada individu tertentu, kopi bisa memengaruhi tekanan darah dan menjadi faktor risiko tambahan bagi mereka yang memiliki batu ginjal.
Masih dari sumber yang sama, ada beberapa studi yang menyimpulkan bahwa kopi tidak berbahaya bagi ginjal dan tidak menyebabkan penyakit ginjal kronis (CKD).
Bahkan, dalam batas konsumsi yang wajar, kopi justru memiliki sejumlah manfaat. Kandungan kafein dalam kopi dapat membantu meningkatkan energi dan metabolisme tubuh, sehingga mendukung proses pembakaran lemak.
Kopi juga kaya akan antioksidan seperti polifenol, yang diketahui berperan dalam menurunkan risiko berbagai penyakit serius, seperti kanker, penyakit jantung, dan diabetes.
Meskipun begitu, para ahli tetap menyarankan untuk mengonsumsinya dalam jumlah sedang, terutama bagi individu dengan riwayat tekanan darah tinggi atau batu ginjal.
Menurut data dari National Kidney Foundation (20 Oktober 2017), satu cangkir kopi hitam (8 ons) mengandung sekitar 116 mg kalium, jumlah yang masih tergolong rendah. Meski demikian, perlu dicatat bahwa banyak orang biasa mengonsumsi lebih dari satu cangkir per hari.
Konsumsi tiga hingga empat cangkir kopi per hari sudah masuk kategori tinggi kalium dan berisiko meningkatkan kadar kalium dalam tubuh, khususnya bagi pasien dengan penyakit ginjal kronis.
Penambahan krimer atau susu juga akan meningkatkan kandungan kaliumnya. Oleh karena itu, mengonsumsi kurang dari tiga cangkir kopi per hari umumnya masih dianggap aman.
Sejumlah studi populasi menunjukkan kemungkinan adanya efek perlindungan kopi terhadap fungsi ginjal.
Salah satu studi tahun 2022 menyatakan bahwa orang yang rutin minum kopi dalam jumlah berapa pun memiliki risiko 15% lebih rendah mengalami cedera ginjal.
Bagi mereka yang mengonsumsi dua hingga tiga cangkir per hari, penurunan risikonya bahkan mencapai 22–23%.
Namun, hasil berbeda muncul dari studi terhadap lansia dengan kelebihan berat badan atau sindrom metabolik. Penelitian tersebut menemukan bahwa konsumsi lebih dari dua cangkir kopi berkafein per hari justru berhubungan dengan penurunan fungsi ginjal. Menariknya, kopi decaf (tanpa kafein) tidak menunjukkan efek buruk yang sama.
Selain kopi, konsumsi makanan tinggi kalium juga harus diawasi oleh penderita CKD. Buah dan sayuran seperti pisang, alpukat, tomat, ubi jalar, jeruk, dan bayam memiliki kandungan kalium yang cukup tinggi dan bisa memperberat kerja ginjal jika dikonsumsi berlebihan.
Adapun terkait risiko pembentukan batu ginjal, asupan kopi juga patut dipertimbangkan. Jenis batu ginjal yang paling umum adalah batu kalsium oksalat, dan kopi biasa merupakan salah satu sumber oksalat.
Oleh sebab itu, bagi pasien dengan riwayat batu ginjal, terutama jenis kalsium oksalat, konsumsi kopi harus dibatasi atau dikonsultasikan lebih lanjut.
Selain itu, tekanan darah tinggi merupakan penyebab utama kedua penyakit ginjal setelah diabetes. Ada bukti yang menunjukkan bahwa kafein dapat menyebabkan lonjakan tekanan darah sementara, yang kemudian memunculkan kekhawatiran soal dampaknya terhadap ginjal.
Namun, menurut data yang tersedia, konsumsi kopi hingga tiga atau empat cangkir per hari, dengan kandungan kafein per cangkir sekitar 100–200 mg, tidak menunjukkan peningkatan risiko penyakit ginjal pada individu muda dan sehat.
Kendati begitu, bagi orang yang memiliki tekanan darah tinggi atau berisiko mengalaminya, disarankan untuk berkonsultasi dengan tenaga medis sebelum menjadikan kopi sebagai bagian dari rutinitas harian.
[Redaktur: Rinrin Khaltrina]