WahanaNews.co | Bangladesh tengah menghadapi wabah demam berdarah dengue (DBD) yang mematikan dalam lima tahun terakhir ini.
Para pakar kesehatan terus menyerukan diberlakukannya darurat kesehatan masyarakat nasional.
Baca Juga:
Bebas dari Tuduhan Korupsi, Muhammad Yunus Jadi PM Bangladesh
Pada Selasa, dilaporkan sebanyak 13 orang meninggal dunia akibat wabah tersebut, jumlah kematian tertinggi dalam sehari sepanjang tahun ini, menjadikan total korban meninggal menjadi 127. Sembilan di antaranya berasal dari ibu kota Dhaka.
Sementara itu, ada 1.533 pasien rawat inap baru, sehingga meningkatkan jumlah total kasus sepanjang tahun ini mencapai 24 ribu, menurut Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan (DGHS).
Tingkat kematian akibat demam yang ditularkan nyamuk ini menjadi yang tertinggi dalam lima tahun terakhir, menurut DGHS.
Baca Juga:
Chaos di Bangladesh: 109 Tewas dalam Kerusuhan, WNI Turut Jadi Korban
Korban meninggal lebih banyak wanita, sementara pria lebih mudah tertular. Orang-orang usia antara 18-40 tahun lebih mudah tertular dan meninggal, menurut DGHS, yang menyatakan 24 dari total kematian terjadi pada anak-anak.
Menurut data Kementerian Kesehatan, 80 orang meninggal dunia akibat DBD pada 18 hari pertama di Juli sementara hanya ada sembilan kematian pada periode yang sama tahun lalu.
Spesialis kesehatan publik dalam suatu acara pada Senin di Dhaka mengenai situasi DBD yang diselenggarakan Asosiasi Medis Bangladesh (BMA), mendesak pemerintah untuk mengambil tindakan lebih luas karena situasi makin tak terkendali.
Pakar kesehatan publik Mushtuq Hussain dalam acara itu mengatakan situasi DBD yang berlaku sekarang adalah darurat kesehatan masyarakat.
Bangladesh melaporkan jumlah kematian tertinggi akibat DBD pada 2022, ketika 281 orang meninggal dunia akibat penyakit tersebut.
[Redaktur: Zahara Sitio]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.