WahanaNews.co | Ternyata manjur tidaknya obat pereda nyeri bergantung selain pada dosis dan waktu minum, juga jenis kelamin. Hal ini karena hormon dan gen berpengaruh pada cara tubuh memproses obat.
Hal itu terungkap dalam penelitian baru. Mereka mengungkapkan banyak wanita diberi resep obat yang belum pernah secara khusus diuji pada tubuh perempuan.
Baca Juga:
Ancam Kesehatan, BPOM Amankan Obat Ilegal Bernilai Rp 8,1 Miliar di Jawa Barat
Kaum wanita sering tak dilibatkan dalam uji klinis didasarkan asumsi obat itu berlaku untuk pria dan wanita. Dipercaya pula bahwa pereda nyeri baru bakal sama efektifnya untuk pria dan wanita.
Tetapi, semakin banyak ilmuwan yang mengatakan perbedaan hormon dan genetik mempengaruhi perilaku obat dalam tubuh. Artinya, obat mungkin bereaksi berbeda di tubuh laki-laki dan perempuan.
Dilaporkan dalam jurnal Cell Metabolism, gender harus diperhitungkan dalam uji klinis untuk membuat kemajuan dalam pengobatan.
Baca Juga:
BPOM Tingkatkan Asistensi untuk Percepat Penyediaan Obat Berkualitas
Studi-studi sebelumnya membuktikan ibuprofen lebih efektif pada pria. Sedangkan wanita mengalami penurunan nyeri lebih besar dari pereda nyeri opioid.
Riset lain membuktikan wanita merespon lebih baik pada antidepresan SSRI sementara pria lebih baik merespon tricyclics.
Profesor Deborah Clegg dari Cedars-Sinai Hospital California mengatakan, "Saat ini ketika Anda periksa ke dokter, mungkin Anda diberi resep yang mungkin belum pernah diuji secara khusus terhadap wanita."