Hampir semua riset dasar, tak memandang riset itu melibatkan hewan percobaan atau manusia, umumnya percobaan dilakukan pada pria. "Kebanyakan riset dilakukan dengan asumsi secara biologi pria dan wanita itu sama," katanya.
Profesor Clegg mengatakan satu alasan wanita tak dilibatkan dalam studi karena kadar hormon seperti oestrogen dan progesteron berfluktuasi selama siklus menstruasi. Hal ini dapat berdampak pada studi. Karena itu mereka menggunakan responden pria.
Baca Juga:
Ancam Kesehatan, BPOM Amankan Obat Ilegal Bernilai Rp 8,1 Miliar di Jawa Barat
Tetapi hormon berdampak pada semua proses biologi, termasuk sensitivitas terhadap asam lemak atau juga kemampuan memetabolisir gula sederhana.
Profesor Clegg mengatakan perbedaan itu berdampak pada uji klinis, termasuk pengujian efek obat atau kemampuan tubuh mentolerir transplantasi organ. [eta]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.