Setidaknya sudah ada 12 kasus dari varian ini yang dilaporkan di daerah Marseilles, Prancis. Temuan kasus ini juga dikaitkan dengan perjalanan dari negara Afrika, Kamerun.
"Kami memang memiliki beberapa kasus varian baru ini di wilayah geografis Marseilles. Kami menamakannya 'varian IHU'. Dua genom baru baru saja dikirimkan." kata Philippe Colson, kepala dan profesor departemen di IHU yang menemukan varian tersebut, yang dikutip dari Business Insider pada Selasa (4/1/2022).
Baca Juga:
Dunia Cemaskan Gelombang Baru Covid-19 di China
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengklasifikasikan varian B.1.640.2 sebagai varian dalam pemantauan atau Variant Under Monitoring (VUM). Dalam catatan WHO, varian ini pertama kali teridentifikasi di Republik Kongo pada September 2021.
"B.1.640 diklasifikasikan sebagai 'Varian Dalam Pemantauan' oleh WHO pada November," tulis pemimpin teknis WHO untuk Covid-19, Maria van Kerkhove, dalam akun Twitter miliknya yang dilihat detikcom, Selasa (4/1/2022).
Tak berarti lebih bahaya
Baca Juga:
Mudah Menular, Benarkan Covid Centaurus Lebih Parah dari Delta?
Epidemiolog Eric Feigl-Ding memposting sebuah utas di Twitter, yang mana dia mengatakan bahwa varian baru terus muncul tetapi itu tidak berarti mereka akan lebih berbahaya.
"Ada banyak varian baru yang ditemukan sepanjang waktu, tetapi itu tidak berarti mereka akan lebih berbahaya. Apa yang membuat sebuah varian lebih terkenal dan berbahaya adalah kemampuannya untuk berkembang biak karena jumlah mutasi yang dimilikinya terkait dengan virus aslinya." katanya dalam Twitter pribadinya, Selasa (4/1/2022). [bay]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.