Profesor Peter Collignon, pakar mikrobiologi dari Australian National University, menyebutkan bahwa meskipun Bacillus cereus tidak selalu menyebabkan keracunan, ia bisa menghasilkan toksin (racun) yang tahan panas dan tidak hilang meski nasi dipanaskan kembali.
"Memanaskan nasi tidak selalu cukup untuk membunuh toksin yang telah terbentuk. Oleh karena itu, menyimpan nasi dalam suhu yang tidak tepat selama berjam-jam bisa sangat berisiko," ungkap Collignon dalam wawancaranya dengan ABC News Australia.
Baca Juga:
Caleg di Aceh Dituntut 6 Bulan Penjara Buntut Bagi-bagi Rice Cooker ke Calon Pemilih
Sementara itu, sebuah studi dari University of Cambridge menunjukkan bahwa nasi yang disimpan lebih dari 6–12 jam dalam kondisi hangat bisa meningkatkan kadar toksin yang diproduksi oleh Bacillus cereus, terutama jika nasi telah terkena udara terbuka dan kelembapan tinggi.
Bagaimana dengan Rice Cooker?
Rice cooker memang menjaga nasi tetap hangat, tetapi tidak semua rice cooker memiliki sistem pemanasan merata atau mampu menjaga suhu tetap di atas 60°C.
Baca Juga:
Mengerikan, Menteri Trenggono Ingatkan Semakin Banyak Orang Kurang Pangan di Dunia
Jika suhu turun di bawah ambang tersebut, potensi tumbuhnya bakteri pun meningkat.
"Mode 'warm' pada rice cooker tidak selalu aman jika digunakan lebih dari 4 hingga 6 jam, apalagi jika sudah terjadi kontaminasi silang dari sendok nasi atau uap air yang menetes kembali ke dalam nasi," jelas Dr. Michael Doyle, pakar keamanan pangan dari University of Georgia, AS.
Tanda-Tanda Nasi Sudah Tidak Layak Konsumsi