Proses pengembangan produk tersebut melibatkan lebih dari 400 sampel pasien positif Covid-19, baik pasien rawat jalan, maupun rawat inap dan riset validasi selama 7 bulan.
Uji validasi telah selesai dilakukan bersama-sama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Rumah Sakit Nasional Diponegoro (RSND) dan Rumah Sakit Dokter Kariadi (RSDK).
Baca Juga:
Katalin Kariko dan Drew Weissman Raih Nobel Kedokteran 2023
Soleh Ayubi mengatakan Bio Farma telah berinvestasi melalui Bio Health Fund sebanyak 20 hingga 100 juta Dolar AS untuk membiayai penelitian dan pengembangan beberapa perusahaan rintisan nasional maupun internasional di bidang kesehatan.
"Butuh dukungan industri farmasi untuk mempercepat pengembangan produk demi meningkatkan kemandirian sediaan farmasi dan alkes," katanya. [rin]
Ikuti update
berita pilihan dan
breaking news WahanaNews.co lewat Grup Telegram "WahanaNews.co News Update" dengan install aplikasi Telegram di ponsel, klik
https://t.me/WahanaNews, lalu join.