dr Bonar menyebut, persiapan transplantasi ginjal terbagi menjadi dua fase. Pertama, donor perlu melewati wawancara dari tim advokasi. Tim tersebut akan menilai dari sisi sosial, ekonomi, agama, relasi dengan keluarga donor.
"Setelah itu baru masuk ke dalam tim medis. Tim medis itu kita lakukan dengan pemeriksaan sesuai kondisi pasien secara fisik." sambungnya lagi.
Baca Juga:
KPU Tetapkan 580 Anggota DPR Terpilih: 8 Caleg Diganti, Ada yang Terjerat Kasus Pidana
Adapun pemeriksaan fisik yang diperlukan, seperti pemeriksaan atau tes darah, pemeriksaan rontgen, CT Scan atau MRI, hingga pemeriksa psikologi untuk memastikan kesiapan fisik dan mental pasien. Apabila tujuan atau motivasinya untuk mendapatkan uang, dokter memastikan calon donor tidak akan lolos.
"Jadi kalau kita lihat, skrining itu banyak ya tidak sesederhana operasi biasa, mulai kecocokan darah sampai fungsi organ terkait," kata dr Bonar.
Terpisah, Ketua Umum PB IDI (Ikatan Dokter Indonesia) dr Adib Khumaidi, juga menegaskan sikapnya tentang jual-beli ginjal.
Baca Juga:
KPU Sahkan 580 Caleg Terpilih, 8 Caleg Diganti
"Berarti beliau tidak paham terkait fungsi ginjal itu sendiri," kata dr Adib Khumaidi, Ketua Umum PB IDI, ditemui di sela dialog nasional Komunitas Profesi dan Asosiasi Kesehatan (KOMPAK) dengan Capres-Cawapres di Jakarta Selatan, Selasa (16/1/2024).
Menurutnya, orang yang kehilangan satu ginjal berisiko mengalami gangguan kesehatan. Ginjal memiliki fungsi filtrasi, yakni menyaring sisa-sisa metabolisme tubuh untuk dibuang melalui urine atau air seni.
"Bahasa awamnya adalah racun dalam tubuh kita," kata dr Adib, menjelaskan kotoran dalam tubuh yang difiltrasi oleh ginjal.