WAHANANEWS.CO, Jakarta - Nasi merupakan makanan pokok di banyak negara, termasuk Jepang.
Meski dikonsumsi setiap hari, banyak warga Jepang tetap berhasil menjaga berat badan ideal.
Baca Juga:
Tips Menjaga Stamina Saat Aktivitas Sedang Padat
Keberhasilan ini bukan hanya karena faktor genetik, tetapi juga karena penerapan pola makan dan gaya hidup yang telah melekat dalam budaya mereka.
Pendekatan diet masyarakat Jepang bersifat holistik, mencakup kebiasaan makan, komposisi makanan, hingga aktivitas fisik sehari-hari.
Berikut adalah lima prinsip utama dalam pola makan masyarakat Jepang yang memungkinkan mereka tetap ramping meskipun rutin mengonsumsi nasi:
Baca Juga:
Ingin Lebih Bersemangat? Ini 10 Makanan yang Bisa Meningkatkan Energimu
1. Porsi Terkontrol dan Kesadaran Kalori
Salah satu kunci utama diet ala Jepang adalah kontrol porsi yang ketat. Nasi disajikan dalam mangkuk kecil berukuran wajar, bukan dalam jumlah besar.
Rata-rata satu mangkuk nasi berisi sekitar 140 gram, atau setara dengan 200 kalori. Prinsip pengukuran ini juga diterapkan pada makanan berbasis nasi lainnya seperti onigiri.
Disiplin dalam menakar porsi sudah menjadi bagian dari budaya, memungkinkan masyarakat Jepang menikmati nasi tanpa kelebihan kalori.
2. Sup Sebagai Pembuka yang Mengenyangkan
Sup seperti miso atau kaldu bening biasanya disajikan di awal waktu makan utama.
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi sup sebelum makan utama dapat membantu mengurangi total asupan kalori.
Sup membantu menciptakan rasa kenyang lebih cepat, sehingga mencegah makan berlebih. Selain rendah kalori, sup miso mengandung banyak nutrisi, dan kehangatannya juga baik untuk sistem pencernaan.
3. Komposisi Menu Seimbang dan Bernutrisi
Masakan Jepang tradisional dikenal dengan keberagaman dan kandungan nutrisinya yang tinggi.
Menu harian mencakup berbagai sayuran, protein rendah lemak seperti ikan, serta makanan fermentasi.
Kombinasi ini menjamin asupan nutrisi yang lengkap.
Fermentasi seperti miso dan natto juga dikenal kaya probiotik, yang bermanfaat untuk kesehatan pencernaan dan berperan dalam pengelolaan berat badan.
Cita rasa umami turut memberi kepuasan makan meski dalam porsi kecil.
4. Kebiasaan Makan Teratur dan Penuh Kesadaran
Budaya makan masyarakat Jepang menekankan keteraturan dan mindfulness.
Mengonsumsi camilan di luar waktu makan atau makan sambil berjalan tidak lazim dilakukan.
Ada nilai kuat dalam menghargai makanan, menghindari pemborosan, serta menghabiskan setiap hidangan yang disajikan.
Sikap ini mendorong kesadaran penuh saat makan dan memperkuat hubungan sehat dengan makanan.
5. Aktivitas Fisik sebagai Bagian dari Gaya Hidup
Gaya hidup masyarakat Jepang secara alami mengintegrasikan aktivitas fisik ke dalam rutinitas.
Jalan kaki dan bersepeda sering dijadikan moda transportasi utama.
Selain itu, kebiasaan duduk di atas tikar tatami di lantai juga membuat tubuh lebih aktif dan menuntut kekuatan otot dibanding duduk di kursi.
Aktivitas fisik ringan namun konsisten ini mendukung pembakaran kalori dan menjaga kesehatan metabolisme.
Secara keseluruhan, menjaga berat badan ideal di Jepang bukan berarti menghindari nasi, melainkan mengadopsi pola makan seimbang dan gaya hidup aktif.
Kombinasi antara kontrol porsi, komposisi nutrisi yang kaya, kebiasaan makan yang sadar, dan rutinitas fisik harian menjadi kunci utama dalam menjaga tubuh tetap ramping dan sehat.
[Redaktur: Ajat Sudrajat]