WahanaNews.co | Dokter spesialis bedah saraf dr. M. Evodia Slamet Rahardjo mengatakan gaya hidup tidak sehat bisa menjadi faktor risiko terjadinya stroke pada usia muda.
“Kebiasaan makanan, sedentary living atau kurang gerak, sering duduk karena main game,” ucapnya dalam diskusi mengenai mitos dan fakta stroke belum lama ini.
Baca Juga:
Edy Rahmayadi Kampanye Akbar di Labura: Fokus pada Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur
Selain gaya hidup, faktor genetik atau turunan keluarga juga menjadi salah satu risiko yang bisa dialami penderita stroke pada usia muda.
"Faktor risiko seperti misalkan hipertensi, atau di keluarga ada diabetes, riwayat penyakit jantung itu juga bisa,” ucapnya.
Evo juga mengatakan gejala-gejala yang bisa terlihat pada penderita stroke adalah sering mengeluhkan nyeri di kepala, penurunan kesadaran, bahkan bisa sampai kejang.
Baca Juga:
Program KKS, Milik Semua Instansi dan Masyarakat Dairi
“Kemudian bicara rero (bicara tidak jelas), mulut mencong, kelemahan anggota gerak, itu salah satu gejalanya,” ucap Evo.
Sebagai keluarga yang mendampingi, harus cermat dalam mendeteksi secara cepat jika muncul tanda-tanda penyakit stroke, dan segera membawanya ke rumah sakit untuk mendapat penanganan terbaik.
“Segera bawa ke rumah sakit karena tingkat kecacatan dan kematian sangat bergantung sebagaimana cepat menangani dan di rumah sakit akan lebih optimal bila pihak keluarga sesegera mungkin datang,” ucap dokter RS Mayapada Bogor ini.