WahanaNews.co | Perawat Willis Silda Tiana, Skep, Ners., M.Kep menjelaskan sejumlah hal yang harus disiapkan pihak keluarga sebelum pasien stroke dibolehkan pulang dan dirawat di rumah, mulai dari kesiapan individu yang merawat hingga modifikasi lingkungan rumah.
“Berbeda dengan kasus-kasus sakit yang lain. Kasus pasien stroke ini, kami sudah mulai persiapkan bagaimana pulangnya sudah dari pertama kali pasien masuk. Itu sudah mulai kami kaji dengan misalnya kami tanya (ke keluarga) nanti di rumah siapa yang akan merawat, kemudian di rumah nanti setting rumahnya seperti apa,” kata perawat dari RSPON Prof. Dr. dr. Mahar Mardjono, Jumat (28/10).
Baca Juga:
Waspada! Kasus Pertama Cacar Monyet Klade I Muncul di California AS
Menurut Silda, salah satu prinsip perawatan pasien stroke di rumah yang kerap dilupakan yaitu mengabaikan kondisi kesehatan orang yang merawat. Padahal, kesiapan orang tersebut penting agar perawatan pasien stroke di rumah berjalan dengan baik.
Yang tak kalah penting, pihak keluarga perlu mengetahui cara-cara merawat pasien stroke seperti cara memberi makan, cara menstimulasi pasien agar berlatih menggerakkan bagian tubuhnya, cara memobilisasi tubuh pasien, cara memijat pasien, dan seterusnya.
Menurut Silda, biasanya pasien yang terlalu lama berbaring di atas kasur bisa mengalami luka tekan pada tubuh bagian belakang. Agar komplikasi tidak terjadi, Silda mengatakan penting bagi keluarga untuk mengetahui cara menstimulasi pasien agar bisa bergerak walaupun dalam posisi berbaring.
Baca Juga:
Edy Rahmayadi Kampanye Akbar di Labura: Fokus pada Pendidikan, Kesehatan, dan Infrastruktur
Dia mengingatkan agar pihak keluarga senantiasa membantu pasien untuk memiringkan tubuh ke kanan dan ke kiri dan menekuk bagian-bagian tubuh lainnya ketika hanya bisa berbaring di atas kasur. Jangan sampai hanya fokus menstimulasi bagian tubuh yang lemah namun melupakan bagian tubuh yang masih normal.
Untuk memudahkan tugas merawat, Silda mengatakan biasanya pihak rumah sakit akan membuatkan jadwal harian rutin yang dapat dilakukan di rumah sehingga orang yang merawat dapat menyesuaikan daftar aktivitas yang telah tertulis tersebut.
“Kami buat dulu jadwal dengan pasien, misalnya jam 7 pagi pasien harus mandi dan makan, kemudian berjemur, kami buatkan (jadwalnya). Jadi ketika di rumah, keluarga pasien mudah. Tinggal ceklis-ceklis, ‘Oh, ini yang sudah saya lakukan’,” ucap Silda.