Data dari World Heart Federation (WHF) menunjukkan, penyakit kardiovaskular (CVD) masih menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia.
Pada 2021, tercatat lebih dari 20,5 juta kematian akibat penyakit ini, meningkat hingga 60 persen dibandingkan tahun 1990.
Baca Juga:
Rokok Mentol Lebih Berbahaya dari Rokok Biasa, Ini Alasannya
"Sekitar 85 persen kematian tersebut disebabkan oleh serangan jantung dan stroke. Perki juga mencatat klaim pembayaran oleh BPJS Kesehatan untuk penanganan penyakit jantung pada 2024 mencapai Rp19 triliun dengan 22,5 juta kasus, meningkat dari tahun sebelumnya yang Rp12,5 triliun," ujar Ade.
Senada dengan itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi, menuturkan bahwa biaya klaim BPJS untuk penyakit jantung memang selalu mengalami kenaikan setiap tahun.
Penyebabnya tidak hanya karena peningkatan kasus yang ditemukan, tetapi juga karena semakin banyak masyarakat yang melakukan pemeriksaan dan mendapatkan tindakan medis.
Baca Juga:
Cara Cegah Komplikasi Pasca Pasang Ring, dari Teknologi hingga Gaya Hidup Sehat
"Pada tahun 2021, kami mencatat jumlah klaim untuk penyakit jantung sebesar Rp8,6 triliun. Namun, tahun lalu telah capai Rp19 triliun, dan untuk tahun ini kita terus memberikan edukasi dalam penanganan penyakit jantung," ujarnya.
Sebagai bentuk pengabdian sekaligus edukasi publik, para dokter spesialis jantung dan pembuluh darah di seluruh Indonesia sepanjang September 2025 menggelar berbagai kegiatan serentak.
Perki bersama tenaga kesehatan, institusi pendidikan, komunitas olahraga, hingga pemangku kebijakan mengajak seluruh masyarakat untuk bergerak bersama menekan angka kematian akibat penyakit jantung.