Selain itu, masih terdapat juga beberapa faktor lainnya seperti tekanan pekerjaan (37%), trauma masa lalu (28%), tekanan dari pasangan (17%), tinggal di lingkungan yang buruk (13%), serta mengalami diskriminasi dan stigma (10%).
Untuk mengurangi gejala gangguan kesehatan mental yang dirasakan, 73% masyarakat mengatakan mereka akan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan, menjaga kecukupan tidur dan istirahat (55%), rekreasi (46%), melakukan aktivitas fisik agar tetap aktif (36%), bercerita kepada sahabat (34%), menjaga hubungan baik dengan orang lain (32%), membantu orang lain dengan tulus (27%), dan melakukan meditasi (19%).
Baca Juga:
Antisipasi Gangguan Listrik, Petugas PLN Karo Terus Pantau Dan Pembersihan Jaringan
Penggunaan Layanan Kesehatan Mental
Di tengah meningkatnya berbagai akses dan layanan kesehatan mental akhir-akhir ini, survei menunjukkan bahwa 69% masyarakat yang mengalami gejala gangguan kesehatan mental tidak pernah menggunakan layanan tersebut karena berbagai alasan.
Beberapa alasan utama yang mereka sampaikan adalah merasa tidak perlu untuk melakukan konsultasi (45%), meyakini bisa mencari jalan keluar sendiri (42%), biaya mahal (41%), dan malu untuk bercerita kepada orang tidak dikenal (33%).
Baca Juga:
BSI Dinilai Rugikan Konsumen, YLKI Singgung Kompensasi
Namun demikian, sebagian masyarakat juga mengaku bahwa mereka tidak tahu adanya layanan kesehatan mental (27%).
Selanjutnya, dari 31% masyarakat yang pernah mencoba layanan kesehatan mental mengatakan bahwa mereka mencoba layanan tersebut karena mudah diakses (63%), tenaga kesehatannya mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik (59%), biaya terjangkau (57%), mempunyai reputasi pelayanan yang baik (47%), serta mengikuti rekomendasi dari teman, keluarga, influencer (37%).
Tipe layanan kesehatan yang dipilih adalah konsultasi dengan psikolog/psikiater di klinik kesehatan terdekat (61%), mengakses telemedicine melalui aplikasi online (54%), bergabung dengan komunitas sosial yang peduli dengan kesehatan mental (38%), dan konsultasi dengan pemuka agama (36%).