WahanaNews.co | Ketua Pengurus Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) atau lembaga pemerintahan terkait mengaudit keandalan sistem di Bumame Farmasi.
Hal itu disampaikan Tulus terkait adanya masyarakat yang mendapat hasil tes Covid-19 yang keliru di Bumame Farmasi.
Baca Juga:
Kritik Pedas YLKI: Kebijakan Harga Tiket Taman Nasional 100-400% Justru Bunuh Minat Wisatawan
"Regulator Kemenkes mestinya melakulan audit terhadap keandalan sistem bumame. Kejadian Beberapa kali menunjukkan adanya persoalan sistemik," kata Tulus kepada wartawan, Minggu (6/2/2022).
Ia mengatakan, masyarakat selaku konsumen dari Bumame Farmasi yang memperoleh hasil tes yang keliru tentunya sangat dirugikan.
Karena itu, ia berharap ada sikap tegas dari pemerintah dalam menangani permasalahan yang kerap terjadi ini.
Baca Juga:
Kandungan Pestisida Anggur Shine Muscat Viral, YLKI Tegaskan Pentingnya Pengawasan Ekstra
Ia mengatakan, jika tak ada langkah tegas dari pemerintah, maka hal tersebut berpotensi menimpa konsumen lainnya.
"Ini tidak boleh dibiarkan, agar tak terulang dan merugikan konsumen lainnya," lanjut Tulus.
Sebelumnya, seorang perempuan diberitakan melakukan protes ke Bumame Farmasi setelah ia mendapatkan hasil swab PCR dengan hasil positif Covid-19.
Untuk diketahui, aksi protes itu terjadi di Bumame SCBD, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (3/2/2022).
Kepada karyawan Bumame, perempuan itu mengaku belum melakukan swab PCR.
Bagaimana mungkin ia bisa mendapatkan hasil positif Covid-19?
"Sekarang gini, kemarin saya bikin janji untuk tes PCR hari ini. Kenapa saya dikirimin hasil tes antigen. Sementara saya belum datang. Ini saya dikirimin, sementara saya belum ke sini. Hasil tes antigen, terus tadi pagi saya dikirimin hasil tes PCR. Sementara saya belum datang," kata perempuan dalam video itu.
Dalam aksi protesnya, perempuan itu juga menunjukkan dua lembar kertas hasil tes Covid-19 yang menunjukan hasil positif.
"Iya makanya ini kan aneh sekali. Terus dua-duanya hasilnya positif lagi, orang saya belum datang, kok sudah dikirimin hasil," ucap dia.
Terkait masalah ini, Direktur Utama Bumame Farmasi, James Wihardja, mengonfirmasi bahwa benar perempuan tersebut melakukan aksi protes.
Mewakili Bumame Farmasi, James meminta maaf perihal kejadian yang dialami wanita bernama Zakiyah itu.
"Kami mengakui bahwa kejadian yang ibu alami hari ini, memang benar adanya kesalahan dari pihak admin kami yang menyebabkan kerugian dan ketidaknyamanan," kata James.
James, dalam keterangan tertulis, menjelaskan bahwa hasil tes PCR yang diterima perempuan itu tertukar dengan hasil tes milik orang lain yang namanya memiliki kemiripan.
"Admin tersebut mengirimkan hasil pasien lain yang mempunyai nama yang persis sama dengan ibu yang hasil tesnya pada tanggal 2 Februari 2022 adalah positif antigen dan juga PCR," imbuhnya.
James menegaskan, Bumame Farmasi telah memberikan teguran kepada stafnya serta memastikan kejadian itu tidak akan terulang.
"Serta menjadikan hal ini sebagai evaluasi bagi seluruh tim Bumame Farmasi agar kedepannya kami bisa melayani seluruh klien/customer kami dengan lebih teliti dan bertanggung jawab lagi. Besar harapan saya, permohonan maaf ini dapat diterima dengan baik oleh Ibu Zakiah," ucap James. [dhn]