WahanaNews.co | Heboh ada belatung di makanan penyambut delegasi KTT Asean. Ceritanya seperti ini.
Sewaktu Presiden Jokowi menyambut para pemimpin Asean di Hotel Meruorah, Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Barat, ratusan murid SD dan SMP turut melakukan pagar betis menyambut para kepala negara tersebut.
Baca Juga:
Strategi Kolaborasi Ekonomi Indonesia-Australia Kembali Diperkuat untuk Lanjutkan Berbagai Komitmen Kerja Sama
Nah, usai para murid SD melakukan kegiatannya, saatnya mereka makan.
Sontak kegiatan makan mereka gaduh setelah menemukan belatung yang masih bergerak dalam makanan yang hendak disantap. Kejadian ini pun sempat divideokan dan viral.
Ulat-ulat berwarna putih ada yang ditemukan di dalam gumpalan nasi ada juga yang terlihat bergerak-gerak di dalam cocolan saos dalam kotak makanan yang terdiri dari nasi mie goreng dan sosis.
Baca Juga:
Dukung World Water Forum 2024, PLN Bakal Siapkan 52 Charging Station
Temuan belatung tersebut membuat sejumlah siswa- siswi yang memakai seragam merah putih di pinggir trotoar memuntahkan makanan yang mereka kunyah. Mereka juga ramai-ramai membuang makanan ke tong sampah.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran (PHRI) Manggarai Barat Silvester Wangge menyayangkan temuan menjijikkan itu.
Silvester berkata mengetahui hal itu dari pemberitaan media. Sehingga dirinya tidak mau berpekulasi siapa penyedia catering yang ada belatungnya itu.
“Karena ada fakta belatung di dalam makanan seperti itu, ini tugas kita bersama termasuk media untuk mengecek lebih lanjut. Jika cateringnya dari restoran atau hotel anggota PHRI kita akan panggil. Kalau yang menyediakan adalah usaha rumah itu di luar tanggung jawab kita, itu UMKM,” kata Silvester ditemui di stan UMKM Gua Batu Cermin, NTT, dikutip, Kamis (11/05/2023).
Meski belum mengetahui persis pihak katering yang menanggung makanan bagi ratusan siswa-siswi pagar betis namun Silvester mengganggap itu adalah kecolongan pihak event organizer (EO).
“Kalau EO itu kan punya koneksi sendiri-sendiri. Untuk KTT ini memang PHRI tidak dimintai pendapat sedikit pun atau rekomendasi catering yang setidaknya sudah memilliki sertifikat PHRI. Kejadian ini mencoreng pariwisata Labuan Bajo dan KTT Asean,” katanya.
Dijelaskan Silvester, hotel dan restoran di bawah pengawasan PHRI terdiri dari 27 hotel dan lebih dari 100 hotel yang memiliki sertifikat PHRI.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehata Manggarai Barat, Paulus Mami berjanji akan mendalami temuan yang mencoreng penyelenggaraan Asean Summit yang digelar di Labuan Bajo.
Senada dengan Ketua PHRI, Kadis Paulus Mami juga menyindir kecolongan EO tidak mengawasi dengan baik pihak katering yang mengurusi makanan untuk petugas pagar betis di hari ke-2 KTT.
Terlebih, sambung Paulus Mami, ketentuan dan syarat katering yang ditunjuk EO harus sesuai pedoman Balai Pom dalam hal ini Loka POM Labuan Bajo.
“Kalau soal makanan ini ada tim pengawas yang sudah beberapa minggu yang lalu ada tim gabungan dari Pemprov dan balai POM soal pemantau makanan,” sebutnya.
Paulus menjelaskan, penekanan telah disampaikan kepada EO yang menangani makanan di mana penyedia katering dipastikan menyiapkan makanan yang layak dikonsumsi.
“Kita sudah ingatkan, seluruhnya makanan itu harus diawasi mulai dari bahan-bahannya sampai pada penyajian. Harus dipastikan bahwa makanan itu tidak berbahaya. Khusus untuk kasus makanan yang ada belatung maka kami cari tahu sampai ke lokasi yang membuat makanan itu,” tutup Paulus Mami.
Untuk diketahui, rangkaian kegiatan KTT Asean ke-42 di Labuan Bajo ditutup pada hari ini, Kamis 11 Mei 2023. [Tio]